
Inter Milan harus menelan kekalahan pahit di final Liga Champions 2024/25 usai dibantai Paris Saint-Germain 5-0. Bek veteran Francesco Acerbi mengakui PSG tampil tak terbendung, namun menegaskan bahwa Nerazzurri juga harus bertanggung jawab atas hasil buruk tersebut.
Kekalahan telak ini tidak hanya membuat Inter gagal mengangkat trofi, tetapi juga mencatatkan sejarah kelam sebagai kekalahan terbesar di final Liga Champions sepanjang masa.
Berbicara kepada InterTV, Acerbi tidak mencari kambing hitam, melainkan mengakui kekurangan timnya secara jujur.
“Mereka benar-benar tidak bisa dihentikan. Tapi kami juga punya bagian kesalahan,” ujar Acerbi.
Inter Tak Mampu Imbangi Intensitas PSG
Sejak menit awal, PSG tampil dominan dengan intensitas tinggi, kecepatan luar biasa, dan ketepatan dalam menyelesaikan peluang. Inter Milan, sebaliknya, tampak gugup, tidak tenang dalam penguasaan bola, dan mudah kehilangan ritme.
“Kami agak tegang, mereka memberikan segalanya sejak awal sampai akhir,” jelas pemain berusia 37 tahun itu.
“Ketika kamu bermain di final seperti ini dan tak bisa masuk ke pertandingan secara mental, kamu akan dihukum,”
Mental dan Fisik Jadi Sorotan
Acerbi juga menyoroti aspek mental dan fisik sebagai faktor krusial dalam kekalahan ini. Meski mencoba bangkit di babak kedua, Inter tetap gagal memberikan perlawanan berarti.
“Kami mulai menekan, tapi kami tidak bisa. Kami seperti terblokir, baik secara fisik maupun mental,”
Namun demikian, Acerbi tetap bangga dengan perjalanan panjang Inter musim ini, yang telah memainkan 58 laga kompetitif sejak Juli 2024.
“Kami tetap bangga dengan apa yang telah kami capai. Tidak ada yang menyangka kami bisa sampai sejauh ini.”
Evaluasi dan Harapan untuk Masa Depan
Di tengah kekecewaan, Acerbi menegaskan pentingnya belajar dari kekalahan. Menurutnya, Inter Milan harus mampu mengevaluasi kekurangan mentalitas dan kesiapan untuk bisa bangkit di masa mendatang.
“Kami kecewa, tentu saja. Kami kehilangan kesempatan besar. Tapi kami harus mengangkat kepala dan memulai lagi,”
“Perjalanan ini luar biasa. Sayangnya, hasil akhirnya menyakitkan.”
Leave a Reply