Chivu Mulai Ubah Taktik Inter Milan, Akhir Era 3-5-2?

Cristian Chivu tampaknya siap melakukan revolusi taktik di Inter Milan. Setelah bertahun-tahun identik dengan formasi 3-5-2, sang pelatih baru memberikan indikasi kuat bahwa formasi khas era Antonio Conte dan Simone Inzaghi ini bisa segera ditinggalkan.

Laporan dari Corriere della Sera, yang dikutip FCInter1908, menyebutkan bahwa Chivu mulai menanamkan filosofi bermainnya sendiri, dan itu terlihat jelas saat laga perdana Piala Dunia Antarklub melawan Monterrey.

Warisan 3-5-2 dan Tanda-Tanda Perubahan

Sejak era Antonio Conte hingga Simone Inzaghi, formasi 3-5-2 menjadi DNA Inter Milan. Tapi, meski di atas kertas sama, Inzaghi tetap memberikan sentuhan berbeda dibandingkan Conte, terutama dari segi fase menyerang dan distribusi bola.

Kini, Chivu mulai menapaki jalan yang sama, membentuk Inter versinya sendiri. Bedanya, kali ini ada kemungkinan perubahan formasi secara nyata, bukan hanya secara filosofi.

Tekanan Tinggi dan Reaksi Cepat Saat Kehilangan Bola

Salah satu perubahan paling mencolok yang diperkenalkan Chivu adalah pressing agresif saat kehilangan bola.

Inter Milan terlihat lebih berani menekan secara man-to-man untuk menghentikan serangan balik lawan, kelemahan besar yang selama ini menghantui tim di era Inzaghi.

Dengan pendekatan ini, Chivu ingin menjadikan Inter lebih reaktif, taktis, dan siap menyerang atau bertahan dalam tempo cepat.

Eksperimen Formasi: Dari 3-5-2 ke 3-4-1-2 dan 3-4-2-1

Selama babak kedua melawan Monterrey, Chivu melakukan pergeseran sistem dari 3-5-2 ke 3-4-1-2 dan bahkan 3-4-2-1, sebagai bentuk adaptasi terhadap permainan.

Masuknya Petar Sucic sebagai gelandang bertahan menciptakan poros ganda di lini tengah, memungkinkan gelandang ketiga seperti Henrikh Mkhitaryan atau Nicola Zalewski untuk lebih aktif merangsek ke lini depan.

Peran ini mirip dengan konsep “advanced interiors” yang kerap digunakan dalam sistem modern Eropa, menjembatani lini tengah dan serang untuk membentuk overload di zona sepertiga akhir lapangan.

Fokus pada Konektivitas Lini Tengah dan Serang

Chivu terlihat sangat fokus pada konektivitas antara gelandang dan striker, yang kerap hilang dalam sistem 3-5-2 klasik. Dalam eksperimen melawan Monterrey, pergerakan lini tengah lebih dinamis dan suport terhadap lini depan.

Hal ini membuka peluang munculnya pemain seperti Mkhitaryan atau Zalewski di area-area berbahaya, memberikan alternatif serangan selain dari sayap atau target-man utama.

Jika tren ini berlanjut, Inter Milan akan memasuki era baru secara taktik. Cristian Chivu sedang membangun tim yang lebih modern, cair, dan fleksibel, yang siap menghadapi intensitas tinggi kompetisi domestik maupun internasional.

Meski transisi ini tidak akan langsung tuntas dalam beberapa laga, indikasi awalnya sudah menjanjikan. Inter Chivu bukan hanya evolusi dari era Inzaghi, tapi bisa jadi revolusi dari akar taktik klub.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*