Inter Milan Dibantai PSG 0-5 di Final Liga Champions: Kekalahan Paling Menyakitkan dalam Sejarah Nerazzurri

Mimpi Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/25 berubah menjadi mimpi buruk di Allianz Arena, Munich, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB.

Dalam laga final yang sangat dinanti, Nerazzurri harus menelan kekalahan telak 5-0 dari Paris Saint-Germain yang tampil superior di bawah arahan Luis Enrique.

Hasil ini menjadi kekalahan terbesar dalam sejarah partai final Liga Champions, meninggalkan luka mendalam bagi para penggemar dan skuat asuhan Simone Inzaghi.

Awal Tragis dan Dominasi PSG Sejak Menit Pertama

PSG langsung menggebrak sejak awal pertandingan. Mereka membuka keunggulan melalui mantan pemain Inter, Achraf Hakimi, yang mencetak gol dari jarak dekat usai assist matang dari Desiré Doué.

Hakimi memilih tidak merayakan golnya, menunjukkan rasa hormat pada mantan klubnya. Namun, itu hanya permulaan dari mimpi buruk Inter.

Gol kedua datang dari aksi Doué yang tendangannya mengenai Dimarco dan mengecoh Yann Sommer. Inter seakan kehilangan arah, tak mampu merespons tekanan tinggi dan serangan balik cepat Les Parisiens.

Doué dan Kvaratskhelia Tak Terbendung

Desiré Doué tampil luar biasa di final ini. Ia tak hanya mencetak gol, tetapi juga menjadi arsitek permainan PSG. Gol ketiga tercipta lewat kerjasamanya dengan Vitinha, sementara Kvaratskhelia, mantan bintang Napoli menambah luka Inter lewat sprint tajam dan penyelesaian klinis untuk gol keempat.

Upaya Inter melalui Marcus Thuram dan Nicolò Barella tak mampu menembus pertahanan rapat PSG yang dikomandoi Gianluigi Donnarumma. Donnarumma tampil impresif dan mencatat clean sheet di laga terpenting musim ini.

Mayulu Tutup Pesta, Inter Hancur Lebur

Pemain muda Senny Mayulu menutup pesta gol PSG dengan penyelesaian ciamik dari sudut sempit, menjadikan skor akhir 5-0. Ini menjadi kekalahan paling menyakitkan dan terbesar yang pernah diderita tim mana pun dalam sejarah final Liga Champions.

Refleksi dan Jalan Panjang ke Depan

Kekalahan ini tak hanya menggugurkan harapan Inter untuk meraih gelar Eropa, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan Simone Inzaghi dan arah klub ke depannya.

Cedera Yann Bisseck menambah daftar masalah, sementara beberapa pemain tampak kehilangan kepercayaan diri sepanjang laga.

Bagi PSG, ini adalah pembalasan sempurna setelah kegagalan tahun 2020. Mereka bukan hanya juara, tetapi melakukannya dengan dominasi penuh atas lawan yang digadang-gadang menjadi lawan tangguh.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*