
Bek Inter Milan asal Jerman, Yann Bisseck, mengungkapkan perasaannya usai insiden handball yang berujung penalti di laga krusial kontra Lazio.
Dalam pertandingan pekan ke-37 Serie A 2024-25 yang berakhir imbang 2-2 tersebut, Bisseck mengalami malam yang penuh emosi, dari mencetak gol pembuka hingga menjadi sorotan karena penalti kontroversial yang mengubah arah pertandingan.
Berbicara dalam sesi UEFA Open Media Day seperti dilansir FCInterNews, Bisseck berusaha untuk tetap tenang dan berpikir positif jelang final Liga Champions melawan PSG.
Dari Pahlawan Menjadi Sorotan: Bisseck Ungkap Realita Sepak Bola
Dalam laga melawan Lazio, Yann Bisseck sebenarnya tampil gemilang. Bek berusia 24 tahun ini mencetak gol penting, tepat sebelum turun minum, membawa Inter unggul 1-0.
Setelah sempat disamakan Lazio 1-1, Denzel Dumfries kemudian membawa Inter kembali memimpin menjadi 2-1.
Namun, segalanya berubah di menit-menit akhir saat wasit menunjuk titik putih setelah bola mengenai tangan Bisseck di kotak penalti.
Pedro berhasil menyamakan skor untuk Lazio, dan hasil imbang 2-2 itu membuat Inter kehilangan Dua poin penting dalam perebutan Scudetto, terutama karena rival mereka, Napoli juga bermain imbang melawan Parma.
Menanggapi insiden tersebut, Bisseck berkata:
“Sepak bola memang seperti itu. Kadang berjalan mulus, kadang tidak,”
“Saya merasa kasihan kepada seluruh Inter, terutama fans kami,”
“Kami begitu dekat dengan Scudetto. Tapi saya tidak merasa kasihan pada diri sendiri. Saya harus terus maju dan belajar dari ini,”
Refleksi Dewasa: “Saya Tahu Ini Bisa Terjadi Lagi”
Sikap Bisseck menunjukkan kedewasaan dan mentalitas kuat, dua kualitas penting bagi pemain yang masih muda namun sudah dipercaya tampil di laga-laga besar.
“Saya pikir saya memainkan pertandingan yang bagus melawan Lazio, tapi semua orang hanya mengingat momen terakhir itu. Bahkan saya sendiri lupa kalau saya sempat mencetak gol,” ujarnya sambil tersenyum pahit.
Ia juga mengakui bahwa kesalahan teknis seperti posisi lengan yang terlalu terbuka bisa terjadi lagi.
“Saya baru 24 tahun. Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi lagi di masa depan. Tapi saya harus tetap bermain, tetap menunjukkan kontribusi di lapangan,”
Soal Penalti: “Kalau Wasit Mengatakannya, Mungkin Itu Memang Penalti”
Meski banyak pendukung Inter merasa keputusan wasit terlalu keras, Bisseck tak mau memperpanjang perdebatan.
“Jika wasit bilang itu penalti, maka mungkin itu memang pantas. Tidak ada yang bisa diubah sekarang,”
Baginya, yang terpenting adalah bagaimana tim bereaksi ke depan, terutama jelang laga paling penting musim ini.
Fokus Final Liga Champions: “Kami Harus Bertahan Sebagai Tim”
Beralih ke final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain pada 1 Juni mendatang, Bisseck menegaskan bahwa seluruh tim Inter harus bersatu dan tampil solid sebagai sebuah unit.
“Kami harus bertahan sebagai tim. Saling bantu satu sama lain. Kami sudah mengalahkan Bayern dan Barcelona. Tidak ada alasan untuk takut,”
Bek Jerman itu menegaskan bahwa Inter punya kekuatan dan kepercayaan diri untuk menaklukkan PSG.
“Kami adalah tim yang sangat kuat. Kami punya peluang besar untuk menang. Dan kami harus melupakan apa yang terjadi di Serie A. Sekarang fokus kami hanya satu: final.”
Leave a Reply