Acerbi Ngamuk Saat Disindir Fans PSG: “Jangan Seenaknya, Gue Tonjok Lu!”

Suhu panas antara Inter Milan dan Paris Saint-Germain (PSG) ternyata belum sepenuhnya reda usai final Liga Champions 2024-2025.

Kali ini, tensi tinggi muncul di luar lapangan, ketika bek veteran Inter Milan, Francesco Acerbi kehilangan kesabaran saat disindir oleh sekelompok fans PSG di Amerika Serikat.

Insiden Saat Sesi Tanda Tangan Pemain

Inter Milan tengah berada di Amerika Serikat untuk mengikuti Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, dan sebagai bagian dari tur, mereka juga menggelar sesi meet and greet bersama para fans.

Namun, suasana berubah panas ketika beberapa pendukung PSG hadir di lokasi sesi tanda tangan, dan mulai melontarkan ejekan soal kekalahan telak 5-0 Inter dari PSG di final Liga Champions bulan lalu.

Salah satu fans PSG bahkan secara spesifik menyindir Acerbi yang dianggap tak mampu menghentikan aksi bintang muda PSG, Bradley Barcola.

Acerbi Tak Terima: “Gue Serius, Gue Gila!”

Dalam sebuah video yang viral di Instagram, Acerbi tampak benar-benar terpancing emosinya. Ia merespons dengan kata-kata tajam:

“Jangan seenaknya sama Saya!”
“Prancis hebat, ya. Tapi Barcola lawan Acerbi? Nggak juga,”
“Saya serius, saya gila! saya tonjok kamu!”

Kalimat itu mengejutkan banyak orang di lokasi, mengingat sesi tersebut awalnya berlangsung tenang dan ditujukan untuk menyenangkan fans, bukan menambah panas rivalitas antarklub.

Reaksi keras Acerbi memicu perdebatan panas di media sosial. Sebagian fans membela sang bek, menyebut bahwa sindiran berlebihan terhadap pemain yang baru saja mengalami kekalahan pahit adalah hal yang tidak etis.

Namun, ada juga yang menilai Acerbi seharusnya lebih profesional dan menahan diri, mengingat statusnya sebagai pemain senior dan perwakilan klub dalam acara publik.

Kekalahan 5-0 Inter Milan dari PSG di final Liga Champions 2025 masih menyisakan luka mendalam, tidak hanya bagi para pemain, tetapi juga fanbase Nerazzurri.

Francesco Acerbi, yang saat itu kesulitan membendung laju cepat pemain PSG, menjadi salah satu yang paling disorot.

Momen emosional di Amerika ini menunjukkan bahwa trauma dari kekalahan itu masih membekas kuat, bahkan dalam konteks yang seharusnya non-kompetitif.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*