Sempat Diincar Juventus, Sucic Pilih Inter Tanpa Ragu

Petar Sucic kini tengah mencuri perhatian publik sepak bola Italia setelah tampil gemilang dalam kemenangan 3-0 Inter Milan atas Fiorentina, memanfaatkan kesempatan langka yang datang setelah cedera Henrikh Mkhitaryan.

Performanya bukan hanya meyakinkan, tapi juga menegaskan bahwa masa depan lini tengah Nerazzurri aman di tangan pemain 22 tahun tersebut.

Gestur teknis yang ia tunjukkan saat mengecoh Comuzzo sebelum mencetak gol disebut-sebut mengingatkan pada sentuhan halus maestro seperti Zinedine Zidane atau Francesco Totti.

Namun, seperti ditulis Corriere della Sera, Sucic adalah sosok yang lebih kompleks dari sekadar pemain bertalenta. Ia adalah gelandang multiguna yang bisa bermain di berbagai posisi: dua, tiga, kanan, kiri, maupun sentral.

Pilih Inter Tanpa Ragu: “Begitu Nerazzurri Masuk, Tak Ada Lagi Keraguan”

Perjalanan Sucic menuju San Siro sebenarnya sempat bersinggungan dengan Juventus. Klub asal Turin itu lebih dulu menaruh minat padanya ketika masih berseragam Dinamo Zagreb. Namun, begitu Inter Milan ikut masuk dalam perburuan, tak ada lagi keraguan.

“Begitu Inter datang, tidak ada lagi yang perlu diperebutkan,” tulis Corriere.

Sucic memilih Inter, dan keputusan itu tak lepas dari saran para kompatriotnya seperti Marcelo Brozovic, Ivan Perisic, dan Mateo Kovacic, yang semuanya punya ikatan kuat dengan Nerazzurri.

Bahkan Fabio Cannavaro, yang sempat melatihnya singkat di Zagreb, turut memberi rekomendasi positif.

Inter Milan memboyongnya dari Dinamo Zagreb dengan mahar €14 juta plus €2 juta bonus, dan sejak latihan pertama di UCLA saat ajang Piala Dunia antar Klub, Sucic langsung mengesankan staf pelatih dan rekan setimnya.

Tantangan dari Chivu: “Masih Kurang Keras di Duel, Tapi Potensinya Luar Biasa”

Pelatih Cristian Chivu memuji perkembangan Sucic, namun juga memberinya tantangan untuk terus memperkuat fisiknya.

“Dia masih sedikit ringan dalam duel fisik,” ujar Chivu baru-baru ini. “Tapi kemampuan belajarnya luar biasa.”

Dan itu terlihat jelas. Meski sempat kehilangan tempat di tim utama karena kehadiran Zielinski, cedera Mkhitaryan membuka jalan bagi kebangkitan sang gelandang muda. Kini, Sucic tak lagi terlihat sebagai “anak desa pemalu” yang baru tiba di klub besar. Ia sudah berubah menjadi pemain yang bermain dengan keyakinan dan agresivitas tinggi.

Golnya melawan Fiorentina menjadi bukti: ia memenangkan tekel keras melawan Mandragora sebelum menciptakan peluang dan menuntaskannya dengan presisi.

Dari Zagreb ke San Siro: Gelandang Masa Depan Inter

Di usianya yang baru 22 tahun, Petar Sucic sudah menunjukkan kematangan luar biasa. Ia belajar bahasa Italia sejak Februari, jauh sebelum resmi bergabung demi beradaptasi lebih cepat.

Disiplin, haus belajar, dan rendah hati, Sucic menjadi simbol regenerasi di tubuh Inter Milan yang kini dipoles tangan dingin Chivu.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*