Sandro Mazzola: “Inzaghi Ahli Strategi Brilian, Inter Milan Pantas Juara Liga Champions”

Menjelang final Liga Champions 2024/25, dukungan terus mengalir untuk Inter Milan, termasuk dari salah satu legenda terbesar mereka, Sandro Mazzola.

Dalam wawancara eksklusif dengan Gazzetta dello Sport, striker legendaris Nerazzurri itu menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa “Inter pantas menjuarai Liga Champions”, seraya menyebut Simone Inzaghi sebagai “ahli strategi brilian.”

Inter Milan Kembali ke Final Liga Champions

Untuk kedua kalinya dalam tiga musim terakhir, Inter Milan berhasil mencapai partai puncak Liga Champions.

Setelah menyingkirkan lawan-lawan berat seperti Bayern Munich dan Barcelona, kini Lautaro Martinez dan kawan-kawan akan menghadapi Paris Saint-Germain di partai final yang digelar di Munich pada 1 Juni mendatang.

Final ini bukan hanya sekadar laga penentu juara, tetapi juga menjadi kesempatan besar bagi Inter untuk menebus kekalahan tipis 0-1 dari Manchester City di final musim 2022/23 lalu.

Mazzola: Inter Adalah Tim Hebat yang Pantas Juara

Dalam komentarnya, Mazzola menyampaikan kebanggaannya terhadap tim:

“Saya berharap mereka menang dengan sepenuh hati. Itu akan membawa kebahagiaan besar bagi orang tua seperti saya,” ucap Mazzola sambil bercanda.

“Mereka semua pantas mendapatkannya. Mereka luar biasa,”

Mazzola memuji semangat juang Inter di kompetisi ini, dan menyoroti ketangguhan lini belakang dalam meredam Barcelona dan Bayern, serta ketajaman duet Lautaro-Thuram yang disebutnya “berlari tanpa henti demi rekan satu tim.”

Simone Inzaghi Dapat Pengakuan Sebagai Pelatih Jenius

Tak hanya pemain, Simone Inzaghi juga mendapat pujian luar biasa dari sang legenda:

“Simone (Inzaghi) itu luar biasa. Mencapai dua final Liga Champions bukanlah hal yang biasa,”

Mazzola menekankan bahwa kemampuan taktis Inzaghi adalah kunci kesuksesan Inter:

“Dia tahu kapan harus bertahan seperti saat lawan Barcelona, dan kapan menyerang. Dia adalah ahli strategi hebat,”

Lebih dari itu, menurut Mazzola, para pemain juga memiliki hubungan emosional yang kuat dengan sang pelatih:

“Pemain-pemainnya seperti anak-anak. Mereka mencintainya dan akan melakukan segalanya untuknya.”