
Petar Sucic menjalani salah satu musim paling istimewa dalam kariernya. Setelah resmi meninggalkan Dinamo Zagreb dan bergabung dengan Inter Milan pada awal musim panas dengan mahar sekitar €15 juta, pemain berusia 21 tahun itu kini menjadi pusat perhatian di Serie A.
Dalam wawancara eksklusif bersama FIFA.com (via FCInterNews), gelandang internasional Kroasia itu mengungkapkan rasa bangganya bisa mengenakan seragam Nerazzurri.
“Bergabung dengan Inter Milan adalah mimpi yang jadi nyata,” ucap Sucic.
“Saya tumbuh dengan menyaksikan klub-klub besar Eropa, dan kini saya menjadi bagian dari salah satunya,”
Adaptasi Cepat di Bawah Asuhan Cristian Chivu
Meski baru beberapa bulan berseragam biru-hitam, Sucic langsung tampil meyakinkan di bawah asuhan Cristian Chivu.
Ia sudah mencatat tujuh penampilan di semua ajang, menyumbang dua assist dan menunjukkan ketenangan luar biasa di lini tengah.
Menariknya, sang gelandang muda bahkan berhasil menyalip Henrikh Mkhitaryan dan Davide Frattesi dalam urutan rotasi.
Kepercayaan Chivu menjadi bukti bahwa kemampuan dan mentalitas Sucic sudah melampaui ekspektasi awal.
“Saya tahu saya datang ke klub besar, dengan ekspektasi besar pula,” ujar Sucic. “Pihak manajemen sejak awal sudah memberi gambaran jelas tentang peran saya. Bahkan ketika pelatih baru datang, semuanya berjalan seperti yang dijanjikan,”
Bawa Mentalitas Pemenang ke Inter dari Kroasia
Sucic mengakui bahwa proses adaptasinya tidak sepenuhnya mudah. Perpindahan ke negara baru dengan bahasa, budaya, dan gaya sepak bola yang berbeda tentu menantang. Namun ia merasa sudah menemukan rumah barunya di Milan.
“Butuh waktu untuk beradaptasi: tim baru, pelatih baru, liga baru, kota baru, dan bahasa baru,” jelasnya.
“Namun dari Dinamo Zagreb dan tim nasional Kroasia, saya membawa sesuatu yang penting untuk Inter: ambisi maksimal dan mentalitas juara,”
“Saya puas dengan bagaimana bulan-bulan pertama berjalan. Saya sudah menunjukkan bahwa tim bisa mengandalkan saya, dan saya berterima kasih kepada seluruh staf klub atas sambutan hangat mereka.”
Sucic Tentang Luka Modric: “Dia Salah Satu Gelandang Terbaik Sepanjang Masa”
Menariknya, Sucic kini satu kota dengan idolanya, Luka Modric, yang bergabung dengan AC Milan musim panas lalu. Meski membela rival sekota, Sucic tetap memandang Modric sebagai sosok panutan dan inspirasi.
“Sungguh menarik bahwa kami berdua kini berada di kota yang sama, meski di tim yang berlawanan,” kata Sucic.
“Luka adalah salah satu gelandang terbaik sepanjang masa. Dia pemain yang selalu punya solusi sebelum orang lain melihatnya,”
“Fakta bahwa di usia 40 tahun dia masih bermain di level tertinggi dan langsung menjadi pemimpin di Milan menunjukkan dedikasi luar biasanya,”
Ambisi Besar: Menang Liga Champions Bersama Inter
Di penghujung wawancara, Sucic tak ragu mengungkapkan mimpi terbesarnya, sebuah mimpi yang juga menjadi tujuan setiap penggawa Nerazzurri, yakni menjuarai Liga Champions bersama Inter Milan.
“Akan mudah untuk berkata bahwa saya bermimpi memenangkan Piala Dunia, Euro, dan Liga Champions,” katanya.
“Namun saya tahu semua itu tidak diraih hanya dengan bermimpi. Dibutuhkan kerja keras, pengorbanan, dan dedikasi tanpa henti,”
“Inter tidak akan memenangkan Liga Champions dalam semalam, begitu pula Kroasia tidak bisa langsung menjuarai dunia. Semua butuh proses, pertandingan demi pertandingan, latihan demi latihan,”
“Dengan rekan setim yang luar biasa di Inter maupun di Kroasia, saya yakin hasil besar akan datang.”
Leave a Reply