Pelatih Union SG, Hubert: “Kami Harus Realistis, Level Inter Milan Jauh di Atas”

Pelatih Union Saint-Gilloise, David Hubert, menilai kekalahan telak timnya dari Inter Milan di matchday 3 Liga Champions 2025-26 sebagai pelajaran keras sekaligus cermin dari perbedaan level yang nyata.

Dalam konferensi pers usai laga di Brussel, pelatih asal Belgia itu mengakui bahwa Inter Milan bermain di level yang belum bisa dijangkau timnya saat ini.

Kekalahan yang Jadi Pelajaran: “Inter di Level Tertinggi Eropa”

Union Saint-Gilloise harus menelan kekalahan menyakitkan dengan skor 0-4 dari Inter Milan, dalam laga yang menjadi debut David Hubert di bangku pelatih Liga Champions.

“Pertandingan ini berada di level yang sangat tinggi, dan itu benar-benar menguji semua pemain kami,” ujar Hubert kepada awak media.

“Ini pelajaran yang berat. Kesenjangan kualitas itu nyata. Di babak pertama kami mencoba menekan dan bermain dengan intensitas tinggi, tapi itu sangat menguras tenaga. Kami tampil cukup baik di awal, namun tak cukup kompak setelahnya. Inter membuat kami membayar mahal setiap kesalahan,”

Hubert juga menyoroti penalti yang diterima timnya di babak kedua, yang menurutnya mengakhiri sisa harapan Saint-Gilloise untuk bangkit.

“Setelah penalti itu, kami benar-benar kehilangan ritme. Saya sempat berpikir di jeda babak pertama bahwa kami bisa membalikkan keadaan, tapi gol itu mematikan momentum kami sepenuhnya,”

Harus Realistis, Tapi Juga Belajar

Meski kecewa, David Hubert menolak untuk menyalahkan para pemainnya. Ia menekankan pentingnya melihat kekalahan ini sebagai proses pembelajaran.

“Kami harus tumbuh dari kekalahan seperti ini. Para pemain kecewa, tentu saja, tapi inilah realitas Liga Champions. Di kompetisi ini, setiap momen berarti,” jelasnya.

“Kami punya beberapa peluang yang seharusnya bisa berbuah gol, dan mereka (Inter) berhasil menggagalkannya. Siapa pun yang gagal mencetak gol hari ini pasti menyesal. Tapi perbaikan tidak datang begitu saja, itu butuh waktu dan kerja keras.”

Gol Inter di Babak Pertama Mengubah Semuanya

Sang pelatih menilai Inter Milan tampil efisien dan klinis, terutama dalam memanfaatkan momen di babak pertama.

“Kami sebenarnya tampil baik di awal, bahkan sempat membuat mereka sedikit kesulitan dalam 15 menit pertama,” katanya.

“Tapi begitu mereka mencetak gol pertama, segalanya berubah. Kami kuat di bola mati, tapi ironisnya kami justru kebobolan dari situ. Itu benar-benar menjatuhkan mental tim.”

Hubert juga mengakui bahwa dalam beberapa momen, timnya seharusnya lebih pragmatis.

“Pada gol kedua, mungkin kami seharusnya melakukan pelanggaran untuk menghentikan serangan mereka. Hanya 30 detik sebelum jeda, momen seperti itu bisa diantisipasi dengan lebih baik.”

Debut di Liga Champions: “Emosi Besar, Tapi Realitas Lebih Besar”

Laga melawan Inter menjadi debut Liga Champions bagi David Hubert sebagai pelatih kepala, pengalaman yang disebutnya “emosional namun penuh pelajaran”.

“Tentu saja ada emosi besar. Tapi begitu pertandingan dimulai, kamu harus fokus pada tim dan membantu para pemain melewati tekanan,” ucapnya.

“Pertandingan seperti ini menunjukkan di mana posisi kami sebenarnya. Inter berada di level yang sangat tinggi. Di kompetisi seperti ini, setiap kesalahan dibayar kontan.”

Hubert menambahkan bahwa meski debutnya berakhir pahit, ia ingin timnya tetap ambisius dan tidak hanya datang untuk berpartisipasi.

“Kami tidak ke Liga Champions hanya untuk hadir. Kami ingin kompetitif, dan itu berarti harus menemukan rencana permainan yang membuat kami bisa bersaing di level ini,”

Inter Impresif di Semua Aspek

Ketika ditanya apa yang paling mengesankan dari Inter Milan, Hubert tidak ragu menyebut kualitas kolektif dan intensitas permainan mereka.

“Yang paling menonjol dari Inter adalah kualitas dan organisasi mereka. Mereka bermain di level tertinggi dan membuat segalanya terlihat mudah. Kami berusaha bertahan, dan bahkan punya beberapa peluang, tapi mereka selalu bisa menemukan cara untuk menekan balik,” katanya.

“Di lini tengah, mereka begitu dominan. Dalam 50 menit terakhir, mereka benar-benar membuat permainan terasa berat bagi kami.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*