
Jose Mourinho tak butuh banyak waktu untuk menjawab ketika ditanya tentang pertandingan paling emosional dalam karier kepelatihannya yang telah melintasi lebih dari Dua dekade.
Jawabannya tegas dan penuh makna, yakni laga leg kedua semifinal Liga Champions 2010 antara Barcelona vs Inter Milan di Camp Nou.
Dalam wawancaranya bersama BBC, pelatih legendaris asal Portugal yang kini menukangi Fenerbahce itu mengaku bahwa malam di Camp Nou tersebut bukan sekadar pertandingan biasa.
Itu adalah malam di mana drama, strategi, dan emosi bercampur menjadi satu dalam sejarah sepak bola modern.
Kekalahan Tercantik dalam Karier Mourinho
Mourinho menyebut laga tersebut sebagai “kekalahan tercantik dalam kariernya.” Bagaimana tidak? Inter Milan harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-28 usai Thiago Motta menerima kartu merah.
Sementara itu, Barcelona, yang kala itu diasuh Pep Guardiola dan diperkuat para bintang seperti Messi, Xavi, dan Pedro menggempur tanpa henti.
Namun dengan keunggulan agregat 3-1 dari leg pertama, Inter bertahan dengan segala daya. Mourinho menyusun formasi dan strategi bertahan secara brilian.
“Jika saya harus memilih satu pertandingan paling emosional dalam karier saya selama lebih dari 20 tahun, saya akan memilih malam itu di Camp Nou,” ujar Mourinho.
“Kami bertahan dengan segalanya. Dengan hati. Dengan jiwa,” sambungnya penuh emosi.
Momen yang Membentuk Legenda
Bagi Mourinho, pertandingan itu bukan hanya tentang taktik. Ini soal karakter. Soal mental juara.
Soal tim yang menolak menyerah meski segalanya terlihat mustahil.
“Bermain dengan 10 pemain di Camp Nou adalah cerita epik. Kami butuh pahlawan di lapangan, dan semua pemain saya menjelma menjadi itu,” katanya.
Dan ketika peluit akhir berbunyi, meski kalah 1-0, Inter-lah yang tertawa terakhir. Mereka melaju ke final, dan akhirnya menjuarai Liga Champions setelah menundukkan Bayern Munich, menutup musim dengan treble winner, yang hingga kini masih menjadi pencapaian terhebat dalam sejarah klub dan Serie A.
Itulah Alasan Mou Tinggalkan Inter
Dalam bagian wawancara lainnya, Mourinho mengungkapkan alasan emosional di balik keputusannya meninggalkan Inter setelah kemenangan itu.
“Saya tahu, tidak mungkin saya bisa memberi lebih dari ini. Saya mencintai klub dan para pemain, tapi momen itu di Camp Nou… itu adalah titik klimaks. Saya harus pergi ketika semuanya sempurna.”
Inter vs Barcelona: Momen Deja Vu yang Sarat Makna
Kini, lebih dari satu dekade kemudian, Inter Milan akan kembali ke Camp Nou untuk semifinal Liga Champions 2024-25, menghadapi lawan yang sama, di tempat yang sama.
Bagi fans Inter, laga ini bukan sekadar perebutan tiket final. Ini adalah napak tilas sejarah. Sebuah perjalanan untuk menghidupkan kembali semangat 2010. Dan mungkin, mengukir bab baru yang tak kalah emosional.
Leave a Reply