
Gelandang muda Aleksandar Stankovic mengungkapkan bahwa dirinya masih mengikuti perkembangan Inter Milan dengan penuh semangat, meski kini membela Club Brugge di Liga Belgia.
Dalam wawancara bersama Federasi Sepak Bola Serbia yang dikutip FCInterNews, pemain berusia 20 tahun itu menegaskan cintanya pada Nerazzurri serta kebanggaannya dipanggil ke tim nasional Serbia.
Inter melepas Stankovic ke Club Brugge pada musim panas lalu dengan biaya sekitar €10 juta, namun cerdasnya manajemen klub memasukkan opsi pembelian kembali senilai €23 juta yang bisa diaktifkan pada musim panas mendatang.
Langkah ini menunjukkan keyakinan besar Inter terhadap potensi sang gelandang muda yang terus berkembang pesat di Belgia.
Performa Impresif di Belgia dan Potensi Pulang ke San Siro
Sejak bergabung, Stankovic langsung menjadi andalan di lini tengah Club Brugge. Dalam waktu singkat, ia sukses beradaptasi dengan gaya permainan cepat dan intens di Jan Breydel Stadium, menjadikannya salah satu prospek paling menjanjikan di Jupiler Pro League.
Sejauh musim 2025-26 ini, ia sudah tampil sebanyak 15 pertandingan di semua ajang.
Pelatih Cristian Chivu dan tim kepelatihan Inter dikabarkan terus memantau performanya dari dekat.
Jika performanya terus stabil, kepulangan ke San Siro pada 2026 bukanlah hal mustahil.
“Saya selalu mengikuti Inter Milan. Klub itu adalah rumah saya,” ungkap Stankovic.
“Saya tumbuh di akademi mereka, dan banyak teman saya masih bermain di sana. Inter akan selalu punya tempat di hati saya,”
Bangga Bela Serbia, Tolak Tawaran dari Italia
Stankovic juga menegaskan komitmennya terhadap tim nasional Serbia, setelah menerima panggilan debut untuk laga kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 melawan Albania dan Andorra.
“Saya orang Serbia, dan saya selalu memperkenalkan diri seperti itu di mana pun saya berada,” kata Stankovic.
“Saya beberapa kali mendapat tawaran untuk bermain bagi Italia, tapi saya selalu menolak. Serbia adalah satu-satunya tim yang ingin saya bela,”
Menariknya, Federico Dimarco, sahabat dekatnya di Inter, langsung memberi ucapan selamat begitu mendengar kabar pemanggilan tersebut.
“Dimarco menelepon saya dan mengucapkan selamat. Kami sangat dekat. Ia tahu betapa besar arti panggilan ini bagi saya,” tambah Stankovic.
Dukungan Dimarco dan Inspirasi dari Calhanoglu
Dalam wawancara tersebut, Stankovic juga menceritakan bagaimana Dimarco membantunya membuat keputusan penting dalam kariernya.
Saat mendapat beberapa tawaran dari klub Serie B tahun lalu, Dimarco justru menyarankan agar ia pindah ke Swiss, demi mendapatkan menit bermain lebih banyak di klub seperti Lucerne.
“Dimarco pernah bermain di Sion dan tahu kualitas liga di sana. Saran itu sangat berarti. Saya tak menyesal sama sekali.”
Selain itu, Stankovic juga mengungkapkan dua sosok inspiratif dalam kariernya: ayahnya, Dejan Stankovic, dan Hakan Calhanoglu, sang maestro lini tengah Inter.
“Ayah adalah idola saya, tapi Calhanoglu juga luar biasa,” katanya.
“Saat saya berlatih dengan tim utama Inter, saya sering memperhatikan bagaimana Calhanoglu mengontrol permainan. Apa yang dia lakukan di lapangan benar-benar luar biasa.”
Mendukung Cristian Chivu dan Masa Depan Cerah di Eropa
Stankovic juga menyoroti Cristian Chivu, pelatih Inter saat ini, yang pernah melatihnya di tim Primavera. Ia menilai Chivu sosok pekerja keras yang pantas sukses di level tertinggi.
“Saya senang untuk Chivu. Saya tahu betapa besar cintanya pada Inter dan betapa keras ia bekerja. Saya mendukungnya sepenuh hati.”
Leave a Reply