Luis Henrique Dibantai Media Usai Laga Pisa vs Inter: “Tidak Bisa Dribble”

Dalam kemenangan 2-0 Inter Milan kontra Pisa di pekan ke-13 Serie A 2025-26 sejatinya bisa menjadi kesempatan emas bagi Luis Henrique untuk menunjukkan perkembangan, mematahkan kritik, dan memberi indikasi bahwa ia siap menjadi bagian penting dalam proyek Cristian Chivu.

Namun, kenyataan di lapangan justru berbicara sebaliknya.

La Gazzetta dello Sport menilai performanya dengan sangat keras, bahkan nyaris tanpa belas kasihan. Tapi setelah melihat jalannya pertandingan, kritik tersebut bukan tanpa dasar.

Performa Tampil “Macet”: Tidak Ada Dribble, Tidak Ada Kejutan

Luis Henrique tampil seperti pemain yang kehilangan arah dan rasa percaya diri. Beroperasi di sisi kanan, ia nyaris tidak pernah memberikan ancaman berarti kepada pertahanan Pisa.

  • Zero dribbling sukses
  • Tidak ada akselerasi yang memecah struktur lawan
  • Minim keberanian dalam duel satu lawan satu
  • Sering memilih back-pass daripada mencoba menekan ke depan

Bagi seorang winger, ini bukan sekadar catatan buruk, ini alarm besar.

Dalam momen ketika Inter sangat membutuhkan kreativitas untuk memecah kebuntuan, Luis Henrique justru tampil seolah menahan diri, seolah takut membuat kesalahan.

Keputusan-keputusan aman yang ia ambil berulang kali menunjukkan masalah yang lebih dalam: rasa tidak percaya diri.

Inter Butuh Pemecah Kebuntuan, Tapi Luis Tidak Hadir

Pertandingan melawan Pisa sempat berjalan monoton. Inter menguasai bola, tetapi sulit menemukan celah.

Dalam situasi seperti ini, tipe pemain seperti Luis Henrique seharusnya menjadi pemecah masalah: dribble, kecepatan, atau keberanian mengambil risiko.

Sayangnya, yang terlihat justru sebaliknya. Luis tampak seperti terkunci dalam pola pikir bermain aman. Dan permainan aman tidak pernah cukup untuk Inter Milan, apalagi di fase musim di mana setiap poin berharga.

Gazzetta Tanpa Ampun: “Bahkan Gajah Anestesi pun Tidak Bisa Didribble”

Komentar La Gazzetta dello Sport soal performanya langsung viral di Italia, karena kritikan tersebut bukan hanya pedas, tetapi juga sangat visual:

“Nilai 5. Terus bermain lamban, zero dribbling. Tidak bisa melewati lawan, mungkin bahkan tidak bisa mendribble seekor gajah yang sedang dibius. Terlalu takut salah.” Tulis Gazzetta.

Sebuah penilaian yang hiperbolis, sinis, tetapi mencerminkan betapa buruknya penampilan yang ditunjukkan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*