Isu transfer di Serie A kembali berdenyut kencang. Kali ini, perhatian tertuju pada rumor pertukaran pemain antara Juventus dan Inter Milan, yang melibatkan dua gelandang dengan karakter berbeda: Khephren Thuram dan Davide Frattesi.
Di tengah spekulasi yang semakin luas, satu suara lantang datang dari sosok yang tak asing dengan sepak bola Italia, Luca Toni.
Legenda Azzurri itu menilai wacana tukar guling tersebut justru berpotensi menjadi langkah merugikan bagi Juventus.
Bursa Transfer Memanas, Nama Frattesi Muncul ke Permukaan
Dalam beberapa hari terakhir, media Italia ramai memberitakan minat Juventus terhadap Davide Frattesi.
Ketertarikan ini bukan hal baru. Sejak masih berseragam Sassuolo, Frattesi sudah masuk radar Bianconeri, dan situasinya di Inter saat ini yang belum sepenuhnya stabil dari segi menit bermain dinilai membuka peluang.
Faktor lain yang membuat namanya kembali mencuat adalah apresiasi besar Luciano Spalletti, yang sempat menjadikan Frattesi sebagai salah satu pemain paling produktif di Timnas Italia, bahkan menjadi top skor selama masa kepelatihannya.
Sikap Inter: Thuram atau Tidak Sama Sekali
Meski Juventus tertarik, Inter Milan tidak berada pada posisi terdesak. Manajemen Nerazzurri, melalui Giuseppe Marotta dan Piero Ausilio, dikabarkan hanya mau membuka diskusi jika Juventus bersedia memasukkan nama Khephren Thuram dalam negosiasi.
Ketertarikan Inter Milan terhadap Thuram bukan tanpa alasan. Selain kualitasnya yang sudah teruji, ada faktor emosional: Inter tertarik menyatukan Thuram dengan sang kakak, Marcus Thuram, di San Siro.
Luca Toni Tegas: Juventus Akan Kehilangan Lebih Banyak
Di sinilah Luca Toni mengambil sikap. Mantan striker Bayern Munchen dan Juventus itu menilai pertukaran tersebut tidak sepadan secara kualitas maupun visi jangka panjang.
“Thuram berada satu tingkat di atas Frattesi,” ujar Toni dalam wawancaranya di DAZN.
Menurut Toni, Thuram menawarkan kombinasi yang lebih lengkap: fisik, kecerdasan taktik, fleksibilitas posisi, dan margin perkembangan yang masih besar.
Melepas pemain dengan profil seperti itu dianggap terlalu berisiko.
Masalah Kesesuaian Taktik Frattesi di Juventus
Selain soal kualitas, Toni juga menyoroti aspek taktik. Ia meragukan kemampuan Frattesi untuk langsung menggantikan peran Thuram di sistem Juventus.
“Frattesi tidak cocok bermain sebagai bagian dari dua gelandang tengah. Peran terbaiknya adalah di belakang striker,” jelas Toni.
Pernyataan ini menegaskan perbedaan mendasar antara keduanya. Thuram adalah gelandang yang menjaga keseimbangan tim, sementara Frattesi lebih efektif ketika diberi kebebasan menyerang dan masuk ke kotak penalti.
Frattesi Efektif, Tapi Spesifik
Tak bisa dipungkiri, Frattesi adalah pemain yang sangat efektif dalam skema tertentu. Di bawah Spalletti, ia sering ditempatkan lebih ofensif, mengingatkan pada peran Simone Perrotta di masa lalu, gelandang yang rajin menyusup dan mencetak gol dari lini kedua.
Namun justru di situlah batasannya. Frattesi bukan gelandang serba guna, melainkan spesialis. Dalam sistem yang membutuhkan kontrol dan stabilitas, perannya bisa menjadi terbatas.

Leave a Reply