Kemenangan Inter Milan atas Como di pekan ke-14 Serie A 2025-26 mendapat pengakuan besar dari salah satu analis sepak bola terkemuka Italia, Lele Adani.
Mantan bek timnas Italia yang kini berprofesi sebagai komentator itu menilai Inter Milan tampil sekelas klub top Eropa dalam laga tersebut.
Dalam program La Nuova DS, Adani memaparkan bagaimana tim besutan Cristian Chivu bermain dengan kualitas dan struktur taktik yang ia sebut sebagai “calcio di massimo livello” atau sepak bola level tertinggi.
Permainan Inter: Horizontal, Vertikal, dan Oblik, Ciri Sepak Bola Modern
Adani menjelaskan bahwa keunggulan Inter bukan hanya soal hasil akhir. Ia melihat kualitas struktur permainan yang sangat matang. Menurutnya, Chivu mampu menerapkan taktik yang dinamis:
“Inter memainkan pertandingan seperti klub tiga besar Eropa, pertandingan yang luar biasa berdasarkan kualitas permainan mereka. Sekarang saya akan tunjukkan sepak bola ala Chivu: horizontal, vertikal, dan diagonal,” ujar Adani.
Ada transisi fleksibel dalam permainan, terutama ketika Calhanoglu bergerak sebagai regista. Formasi pun berubah-ubah sesuai kebutuhan:
- Dari 3 bek menjadi 4 bek
- Calhanoglu bergerak sebagai sentral kiri
- Pergerakan pemain tanpa bola menjadi kunci dominasi
Hal ini membuat Inter mampu mengendalikan ritme dan menciptakan sudut serangan yang tidak bisa ditebak.
Tekanan Como Terbaca, Inter di Level Tertinggi
Como dikenal memiliki tekanan terbaik di Italia, namun menurut Adani, Inter mampu membuat tekanan itu “sia a vuoto”, atau tidak tepat waktu.
“Tekanan terbaik di Italia, yaitu milik Como, menjadi tidak tepat waktu: terlambat menekan Barella terlebih dahulu, kemudian terhadap Lautaro yang terlebih dulu mengangkat kepala seperti pemain level berbeda dan mengirim umpan kepada Luis Henrique yang berlari secara vertikal,”
“Lalu, siapa yang kembali ke tengah? Lautaro muncul kembali dan mencetak gol. Ini adalah sepak bola level tertinggi,”
Inter tidak panik menerima tekanan. Mereka justru memanfaatkan momen terlambatnya pressing:
- Barellla menjadi target umpan awal
- Lautaro Martinez membaca ruang sebelum menerima bola
- Luis Henrique berlari vertikal
- Lautaro kembali ke area dan mencetak gol
Gol tersebut bukan sekadar aksi individu, tapi buah organisasi permainan, timing, dan kecerdasan taktik.
Kunci Keberhasilan Inter: Bangun Serangan dari Bawah dengan Akurat
Adani menekankan bahwa pembangunan serangan dari bawah (build-up) tidak bisa dilakukan semua tim.
Hanya tim dengan kontrol ritme, pemahaman taktik, kualitas teknis, kesabaran, dan timing yang bisa memanfaatkannya.
Menurutnya, Inter melakukan semua hal itu tanpa satu pun kesalahan berarti.
“Tampaknya pembangunan serangan dari belakang memang berguna, jika kamu tahu memanfaatkan timing, tahu membuat pressing lawan menjadi sia-sia, tahu mengelola bola, dan menyerang sisi lemah. Ini adalah sepak bola level tertinggi. Tidak ada kesalahan dalam pembangunan serangan, dalam pressing, dalam timing, dalam kualitas teknik, tetapi terutama dalam keinginan untuk menang.”

Leave a Reply