Inter Milan mengirim pesan tegas dalam perburuan Scudetto setelah meraih kemenangan telak 4-0 atas Como dalam laga pekan ke-14 Serie A 2025-26, Minggu (7/12/2025) dini hari WIB.
Lautaro Martinez memimpin pesta gol Nerazzurri, diikuti Marcus Thuram, Hakan Calhanoglu, dan Carlos Augusto. Hasil ini bukan hanya tiga poin, tetapi bukti bahwa tim asuhan Cristian Chivu terus menjaga standar sebagai kandidat juara.
Inter Membungkam Tim Paling Efektif di Serie A
Sebelum laga, Como menjadi sorotan sebagai tim kejutan musim ini. Mereka:
- Tidak pernah kebobolan lebih dari satu gol
- Menjadi salah satu tim form terbaik di Serie A
- Memiliki sejumlah pemain muda berbakat dan pelatih dengan filosofi positif
Namun, semua catatan itu runtuh saat Inter menunjukkan dominasinya di San Siro.
“Kami membuktikan kekuatan kami hari ini melawan tim hebat seperti Como, yang bermain sangat baik musim ini, dengan pemain-pemain muda berkualitas dan pelatih dengan visi sepak bola positif,” ujar Lautaro kepada DAZN Italia.
“Namun, kami menunjukkan bahwa kami menginginkan setiap poin yang tersedia, dan ini adalah kemenangan yang sangat penting,”
Rekor Pribadi Lautaro: 30 Korban di Serie A
Gol ke gawang Como mempertegas posisi Lautaro di catatan sejarah Inter Milan. Sang kapten kini telah menjebol gawang 30 dari 31 tim berbeda yang pernah ia hadapi di Serie A.
Hanya Chievo Verona yang belum merasakan ketajamannya dalam satu penampilan singkat.
Sebelum laga, Lautaro juga menerima penghargaan atas posisinya di daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa Inter. Namun, ia justru menanggapinya dengan rendah hati.
“Kadang saya tidak sadar apa yang sudah saya capai dengan kerja keras dan pengorbanan di sini. Saya tidak punya masa kecil yang mudah, dan saya tidak akan berada di sini tanpa keluarga saya,” ucapnya.
“Jadi saya berterima kasih kepada mereka karena selalu bersama saya. Dan saya berterima kasih kepada para penggemar, yang sejak hari pertama memberikan cinta dan dukungan mereka. Saya bersyukur dan mencoba menunjukkannya dengan memberikan segalanya di lapangan,”
Belajar dari Kritik: Matang Sebagai Kapten
Dua pekan lalu, Lautaro sempat menjadi sasaran kritik, namun kini ia menjawab dengan performa luar biasa. Sang penyerang mengaku telah belajar menghadapi tekanan publik.
“Ketika masih muda, kritik itu menyakitkan. Tapi saya belajar bahwa yang terpenting adalah apa yang diberikan rekan setim kepada saya,” kata Lautaro.
Mentalitas ini mencerminkan evolusinya: dari striker berbakat menjadi pemimpin sejati.

Leave a Reply