Kemenangan besar Inter Milan atas Royale Union SG di Liga Champions 2025-26 tak hanya memperpanjang rekor luar biasa Cristian Chivu bersama Nerazzurri, tetapi juga memperlihatkan sisi manusiawi dan kecerdasan dari sang pelatih muda.
Dalam laga yang berakhir 4-0 di Brussel, Chivu sekali lagi menunjukkan bahwa keberhasilannya bukan semata soal taktik, melainkan kepemimpinan dan psikologi yang kuat di ruang ganti.
Menurut laporan Sky Sport Italia, momen penting terjadi di babak pertama ketika Francesco Pio Esposito gagal memanfaatkan dua peluang emas setelah sebelumnya memberikan assist manis untuk gol kedua Lautaro Martinez.
Alih-alih memarahi atau mengganti pemain mudanya itu, Chivu justru memberikan respons yang berbeda.
“Dari pinggir lapangan, Chivu memanggil Pio Esposito dan berkata: ‘Tidak apa-apa, jangan khawatir’,” ungkap jurnalis Matteo Barzaghi di siaran langsung Sky Sport.
Tak lama berselang, sang striker muda menjawab dengan mencetak gol perdananya di Liga Champions, sebuah momen yang menjadi simbol kepercayaan dan ketenangan yang ditanamkan Chivu di dalam tim.
Inter Milan Tak Terbendung: 7 Kemenangan Beruntun, 9 Gol Tanpa Kebobolan di UCL
Dengan kemenangan atas Union SG, Inter Milan kini mencatat tujuh kemenangan beruntun di semua kompetisi dan tiga kemenangan sempurna di Liga Champions dengan agregat mencengangkan 9-0.
Tak hanya itu, Nerazzurri menjadi salah satu tim dengan pertahanan terbaik di Eropa musim ini, belum sekalipun kebobolan di fase liga UCL 2025/26.
Data dari Sky Sport menegaskan, catatan ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari keseimbangan permainan yang dibangun Chivu.
“Inter bermain dengan keyakinan dan organisasi. Semua pemain tahu perannya dan percaya pada proyek pelatih,” kata Barzaghi.
Dukungan pada Pemain Muda: Filosofi Chivu yang Berbuah Manis
Salah satu aspek paling menonjol dari era Chivu di Inter Milan adalah keberaniannya mempercayai pemain muda, termasuk Francesco Pio Esposito.
Momen di Brussel memperlihatkan filosofi sang pelatih, yakni membangun pemain lewat dorongan emosional, bukan tekanan.
Chivu tahu kapan harus menuntut, dan kapan harus memeluk. Ketika Pio Esposito sempat frustrasi karena dua peluang terbuang, justru kata-kata lembut pelatihlah yang mengubah arah malam itu. Hasilnya? Gol perdana Esposito di Liga Champions, yang mungkin akan ia ingat seumur hidup.

Leave a Reply