
Pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi, menyebut hasil imbang 3-3 antara Barcelona dan Inter Milan sebagai triumph of football—kemenangan bagi sepak bola itu sendiri.
Sacchi juga mengapresiasi strategi pelatih Inter, Simone Inzaghi yang mampu membatasi ruang gerak Barcelona.
Laga leg pertama semifinal Liga Champions 2024-25 antara Barcelona dan Inter Milan benar-benar menyuguhkan tontonan luar biasa.
Inter sempat unggul 2-0 lewat gol-gol Marcus Thuram dan Denzel Dumfries, namun Barcelona mampu membalas melalui Lamine Yamal dan Ferran Torres.
Meski Dumfries kemudian sempat membawa Inter unggul 3-2 di babak kedua, namun Raphinha menyamakan kedudukan menjadi 3-3 lewat gol spektakuler yang memantul dari mistar ke punggung Yann Sommer dan masuk ke gawang. Sebuah pertandingan penuh drama, taktik, dan kualitas individu yang menjulang.
“Itu adalah pertandingan yang luar biasa, kemenangan sepak bola,” kata Sacchi kepada La Gazzetta dello Sport, yang dikutip dari Football-Italia.
Sacchi: Inter Punya Karakter dan Kecerdikan
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Simone Inzaghi, karena dia tahu bagaimana membuat Barcelona kesulitan dan berhasil mengimbangi mereka,”
Meskipun Barcelona menguasai penguasaan bola dan menciptakan lebih banyak peluang, Sacchi menyoroti bagaimana Inter unggul dalam skema bola mati dan memperlihatkan mentalitas yang luar biasa meski dalam kondisi fisik yang kelelahan.
“Barcelona punya pertahanan yang rapuh. Mereka selalu meninggalkan celah besar usai melakukan pressing. Inter harus memanfaatkan ini semaksimal mungkin di leg kedua,” tambahnya.
Kunci Kemenangan Inter pada Leg Kedua Semifinal di Stadio Meazza
Menurut Sacchi, Inter Milan punya peluang besar untuk menyingkirkan Barcelona, terutama karena leg kedua akan digelar di kandang sendiri.
“Saya pikir Inter dapat memenangkannya. Akan sangat membantu jika Lautaro Martinez dan Dimarco benar-benar fit, tetapi dalam sepak bola, saya merasa Inter memiliki semua yang diperlukan untuk menimbulkan masalah besar bagi Barcelona di San Siro,” kata Sacchi.
“Mereka harus memanfaatkan ruang-ruang yang sering ditinggalkan Barcelona, dan juga fokus pada permainan bola mati, karena Nerazzurri jelas lebih unggul di area tersebut. Kunci lainnya adalah menghentikan talenta muda untuk berlari ke arah mereka, mengantisipasi dan menghalangi mereka sejak awal.”
Leave a Reply