
Inter Milan harus menelan pil pahit usai tersingkir di babak 16 Besar FIFA Club World Cup 2025.
Harapan besar untuk menutup musim dengan trofi pupus setelah kekalahan mengejutkan 0-2 dari wakil Brasil, Fluminense.
Kekalahan ini menambah daftar panjang kekecewaan Nerazzurri musim ini, menyusul kegagalan di Serie A, Coppa Italia, dan final Liga Champions.
Pelatih Inter, Cristian Chivu pun tak menutup mata terhadap kegagalan ini.
Dalam konferensi pers pasca-laga, ia menyampaikan pesan tegas bahwa saatnya Inter Milan melakukan evaluasi dan bangkit menyambut musim baru dengan tekad yang lebih besar.
Dia juga mengaku sepakat dengan komentar pedas Lautaro Martinez soal komitmen skuad, meski memilih menyampaikannya secara lebih diplomatis.
Kekalahan yang Menyakitkan dan Membuka Luka Lama
Inter datang ke babak 16 besar sebagai favorit, setelah memuncaki grup dengan hasil imbang melawan Monterrey dan kemenangan atas Urawa Reds serta River Plate. Namun, laga melawan Fluminense di Charlotte justru jadi mimpi buruk.
Gol cepat German Cano pada menit ketiga akibat miss komunikasi di lini belakang dan gol penutup Hercules di masa injury time mengunci kemenangan 2-0 bagi wakil Brasil.
Inter sempat nyaris menyamakan kedudukan lewat Dimarco dan Lautaro yang Dua kali menghantam mistar, serta peluang emas de Vrij yang gagal dimaksimalkan.
Chivu: “Fluminense Lebih Tajam, Kami Terlalu Cantik Bermain”
“Fluminense lebih segar dan tajam. Kami tidak punya pendekatan yang tepat, terlalu percaya diri, ingin bermain cantik padahal harusnya lebih sederhana,” ujar Chivu.
“Kami kehabisan energi. Kami berjuang sampai akhir, tapi juga kurang beruntung. Dua tembakan tepat sasaran mereka menjadi dua gol. Sederhana tapi mematikan,”
Sebuah Awal untuk Chivu: “Saya Lihat Gelas Setengah Penuh”
Chivu baru ditunjuk menggantikan Simone Inzaghi hanya beberapa hari sebelum berangkat ke Amerika Serikat. Meski hanya memimpin dalam empat laga, Chivu mencoba mengambil sisi positif dari periode singkatnya.
“Saya gunakan tiga minggu ini untuk mengenal tim, karakter mereka, dan kekuatan serta kelemahannya. Saya orang yang selalu melihat gelas setengah penuh. Jika tidak, saya bisa pusing tujuh keliling,” ungkapnya sambil tersenyum.
Lautaro Vs Calhanoglu? Chivu: “Pesan Itu Benar, Tapi Saya Lebih Diplomatis”
Ketegangan di ruang ganti memuncak usai kekalahan. Lautaro Martinez melontarkan kritik keras, menyiratkan sindiran pada Hakan Calhanoglu, yang kabarnya ingin hengkang ke Galatasaray. “Siapa yang tidak ingin bertahan, sebaiknya pergi,” tegas sang kapten.
Chivu pun menanggapi komentar itu dengan bijak:
“Saya juga bilang bahwa semua harus berjalan ke arah yang sama, hanya saja saya menyampaikannya lebih diplomatis. Tapi pesan Lautaro benar, kami butuh karakter dan kebanggaan untuk bangkit dari musim yang sulit,”
“Kami perlu merencanakan musim depan dengan ambisi.” Pungkasnya.
Leave a Reply