Inter Milan memasuki periode penting musim ini dengan bayang-bayang kegagalan yang terus mengikuti setiap kali bertemu tim-tim besar.
Meski kualitas skuad tidak diragukan, kenyataannya pasukan Cristian Chivu belum mampu memenangkan satu pun laga melawan para “big club”.
Rentetan hasil buruk tersebut kini menimbulkan kekhawatiran besar jelang agenda padat di bulan Desember 2025 dan Januari 2026, termasuk Supercoppa Italiana di Riyadh yang disebut-sebut bisa menjadi titik balik atau malapetaka bagi Nerazzurri.
Kutukan Big Match: Inter Belum Menang Sekalipun
Seperti dicatat La Gazzetta dello Sport, Inter masih belum membawa pulang kemenangan dari duel kontra para pesaing utama. Satu-satunya momen lega hanyalah kemenangan kontra Roma asuhan Gasperini, itu pun dianggap tidak terlalu meyakinkan.
Selain itu, semua pertandingan melawan klub besar, baik di Serie A maupun Liga Champions, berujung kekecewaan.
Rentetan kegagalan tersebut menciptakan “benang merah” yang sulit dipungkiri:
- Kesalahan-kesalahan fatal di Allianz Stadium saat menghadapi Juventus
- Jebakan taktis Antonio Conte di Maradona saat melawan Napoli
- Kecerdikan kombinasi Allegri–Pulisic di Derby della Madonnina
- Gol telat Atletico Madrid yang menjadi pukulan telak di Eropa
- Dan terakhir, drama penalti Liverpool yang kembali menghidupkan keraguan pada mentalitas tim
Setiap pertandingan memiliki cerita berbeda, namun ujungnya sama: Inter tumbang oleh klub besar.
Pertanda Buruk dari Genoa: “You’ll Never Walk Alone” Bergema Lagi
Kekhawatiran Inter semakin diperbesar oleh sesuatu yang cukup simbolis. Gradinata Nord milik pendukung Genoa dikenal kerap menyanyikan “You’ll Never Walk Alone”.
Lagu yang identik dengan Liverpool tersebut dianggap pertanda buruk, menjelang laga Serie A akhir pekan ini melawan Genoa.
Jika Inter kembali terpeleset, beban psikologis akan semakin menumpuk menjelang Supercoppa.
Riyadh: Ujian Sesungguhnya Menanti
Supercoppa Italiana 2025-26 di Riyadh akan menjadi ajang pembuktian sejati. Inter menginginkan trofi pertama musim ini, apalagi setelah pengalaman pahit tahun lalu. Namun jalannya tidak mudah.
Jika Inter Milan mampu menyingkirkan Bologna di semifinal, langkah berikutnya justru mempertemukan mereka dengan salah satu dari dua raksasa yang selama ini menghantui, yakni AC Milan atau Napoli.
Sialnya bagi Chivu, siapapun yang muncul di final adalah pelatih yang sudah mengalahkan dirinya musim ini.
Tapi di sisi lain, di situlah peluang Inter untuk menghancurkan “blok mental” yang selama ini menjadi misteri di Appiano Gentile.

Leave a Reply