Kairat Almaty bersiap menghadapi tantangan besar di matchday 4 Liga Champions 2025-26 saat melawat ke markas Inter Milan di Stadion San Siro, salah satu arena paling ikonik dalam sejarah sepak bola Eropa.
Bagi pelatih Kairat, Rafael Urazbakhtin, kesempatan ini bukan hanya sekadar pertandingan, melainkan pengalaman yang akan membekas seumur hidup.
“San Siro adalah stadion legendaris,” ujar Urazbakhtin dalam konferensi pers jelang laga, dikutip oleh media Italia, FCInterNews.
“Delapan tahun lalu saya datang ke sini bersama anak-anak dan para pemain akademi. Senang rasanya bisa kembali, apalagi melihat begitu banyak warga Kazakhstan di Milan. Tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa saya akan datang ke sini sebagai pelatih yang menghadapi klub besar seperti Inter,”
Disiplin Jadi Kunci, Verona Jadi Inspirasi
Menyadari perbedaan level antara kedua tim, Urazbakhtin menekankan pentingnya disiplin taktik dan kerja keras sepanjang pertandingan.
Ia bahkan menyebut bahwa Kairat mungkin akan meniru pendekatan defensif yang digunakan Verona saat menghadapi Inter di Serie A.
“Kami tahu betapa kuatnya Inter. Kami telah mempelajari cara mereka bermain, dan mungkin kami bisa mencoba bertahan seperti Verona. Mereka menunjukkan bahwa dengan pertahanan yang rapat dan serangan balik cepat, masih ada peluang untuk mengancam Inter,” jelas pelatih berusia 46 tahun itu.
Menurutnya, kunci bagi Kairat bukan hanya bagaimana menahan gempuran Inter, tetapi juga bagaimana menjaga reaksi dan organisasi dalam berbagai situasi permainan.
“Kami harus siap bereaksi terhadap setiap jenis serangan. Inter bisa menyerang dari banyak sisi, jadi kami perlu tenang dan cerdas.”
Kondisi Tim: Siap Bertarung Meski Ada Cedera
Meski Kairat baru saja menutup musim domestik dengan gelar juara, kebugaran tim masih menjadi perhatian utama.
Urazbakhtin memastikan skuadnya dalam kondisi cukup baik, meski beberapa pemain belum 100 persen fit.
“Martinovich sayangnya cedera, dan mungkin digantikan oleh Shironokov. Tapi selain itu, semua siap tempur. Laga seperti ini mungkin hanya datang sekali dalam hidup, jadi semua pemain sangat termotivasi,” tegasnya.
Sementara itu, striker Satbaev, yang belum mencetak gol di Liga Champions, tetap mendapat dukungan penuh dari pelatihnya.
“Gol akan datang pada waktunya. Yang penting dia tetap bekerja keras dan fokus. Saya yakin dia segera menunjukkan kualitas terbaiknya,”
Fokus Emosional Setelah Euforia Juara
Pelatih Kairat juga menyinggung soal kondisi mental para pemain setelah perjalanan panjang di liga domestik.
Menurutnya, menjaga fokus dan energi emosional menjadi tantangan tersendiri menjelang laga besar ini.
“Ya, kami sedikit lelah secara mental,” aku Urazbakhtin. “Setelah memenangkan liga, tentu ada euforia, tapi kami harus menyeimbangkannya dengan semangat baru untuk tampil di Liga Champions. Ini pengalaman baru bagi kami, dan kami ingin menikmatinya dengan sikap positif,”
Pengakuan Mengejutkan: Dulu Pendukung Milan
Di akhir konferensi pers, Urazbakhtin mengaku bahwa dirinya dulu adalah penggemar AC Milan, rival abadi Inter.
“Saya harus jujur, saya dulu menyukai Milan di era 90-an, dengan Maldini dan Shevchenko. Tapi sekarang, tentu saja fokus saya hanya untuk Kairat.”

Leave a Reply