Inter Milan terus menunjukkan dominasinya di Serie A musim ini. Di bawah arahan Cristian Chivu, Nerazzurri bukan hanya menang, tetapi juga tampil dengan gaya bermain yang agresif, modern, dan efisien.
Data terbaru mengungkap bagaimana filosofi menyerang Chivu telah mengubah wajah Inter menjadi mesin gol yang mematikan.
Inter dalam Performa Puncak
Inter kini menjadi salah satu tim paling konsisten di Italia. Dari tujuh laga terakhir Serie A, mereka mencatat enam kemenangan dan hanya satu kekalahan, yakni saat menghadapi Napoli.
Dalam periode tersebut, skuad Chivu mencetak 15 gol dan hanya kebobolan 6 kali, mencerminkan keseimbangan sempurna antara serangan tajam dan pertahanan solid.
Lebih menarik lagi, Inter menjadi satu-satunya tim yang selalu mencetak gol dalam 10 laga pertama Serie A musim ini, dengan rata-rata 2,4 gol per pertandingan, statistik yang menegaskan kekuatan ofensif mereka.
Menyerang dengan Intensitas Tinggi
Gaya bermain Chivu berbasis pada penguasaan bola dan tekanan konstan ke area lawan.
Statistik membuktikan bahwa Inter Milan memimpin Serie A dalam jumlah bola yang dimainkan di area penalti lawan (356 kali), setidaknya 64 lebih banyak dari tim manapun di liga.
Pendekatan ini menunjukkan betapa agresifnya Inter dalam menjaga tekanan dan menciptakan peluang dari wilayah berbahaya. Mereka tidak hanya mendominasi bola, tetapi juga tahu bagaimana memanfaatkannya secara efektif.
Kontrol Permainan dan Kualitas Umpan
Dominasi Inter bukan hanya karena serangan cepat, tetapi juga berkat kontrol permainan yang luar biasa.
Menurut data:
- 60,7% rata-rata penguasaan bola per pertandingan (tertinggi di Serie A)
- 87% akurasi umpan
- 156 rangkaian umpan dengan minimal 10 operan, hanya kalah tipis dari Napoli (158)
Angka ini menegaskan filosofi Chivu yang menekankan kesabaran dalam membangun serangan dari belakang sambil menjaga ritme tinggi dalam penguasaan bola.
Pressing Tinggi yang Mematikan
Selain menyerang dengan bola, Inter juga sangat berbahaya saat tidak menguasai bola.
Mereka tercatat sebagai tim dengan jumlah tembakan terbanyak (18 kali) setelah merebut bola di area lawan, dan tiga di antaranya berujung gol.
Artinya, pressing tinggi bukan hanya strategi bertahan, tetapi juga sumber utama peluang.
Filosofi ini menggambarkan identitas baru Inter di bawah Chivu: agresif, cepat berpikir, dan langsung menyerang setelah merebut bola.

Leave a Reply