Fabregas: “Saya Lebih Suka Como Kalah 0-4 dari Inter daripada Main Bertahan”

Pelatih Como, Cesc Fabregas tetap teguh pada filosofi sepak bolanya meski timnya harus menelan kekalahan telak 4-0 dari Inter Milan di San Siro dalam laga pekan ke-14 Serie A 2025-26.

Sang pelatih bersikeras bahwa timnya tidak pantas mengubah gaya bermain hanya karena menghadapi lawan yang lebih kuat.

“Saya lebih suka kalah seperti ini daripada bertahan dengan formasi 5-4-1,” tegas Fabregas.

Como Tak Merasa Inferior Meski Dibantai Inter

Dalam wawancara bersama DAZN Italia, Fabregas menegaskan bahwa skor besar tidak menunjukkan perbedaan kualitas yang ekstrem di lapangan.

“Jujur sulit menjelaskan kekalahan ini, tetapi saya tidak melihat perbedaan sepak bola yang begitu besar antara kedua tim. Yang saya lihat hanyalah perbedaan kelas di lini serang,” ujar mantan bintang Barcelona dan Chelsea tersebut.

Inter tampil agresif dan efektif dalam memanfaatkan peluang. Gol datang dari Lautaro Martinez, Marcus Thuram, Hakan Calhanoglu dan Carlos Augusto, membuat tekanan berat bagi Como yang sebelumnya dikenal sebagai tim dengan pertahanan terbaik di Serie A musim ini.

Fabregas Tolak Bermain Bertahan

Banyak pelatih yang mungkin memilih gaya bertahan ultra-defensif ketika menghadapi Inter di San Siro. Namun, Fabregas memilih jalan berbeda.

“Saya sempat mempertimbangkannya, tapi kepala saya mengatakan tidak. Saya lebih suka kalah dengan cara ini daripada bermain bertahan dengan 6-3-1 atau 5-4-1. Kekalahan besar membuat kita belajar lebih banyak,” tegasnya.

Fabregas menilai progres timnya justru lebih terasa saat menghadapi kekalahan besar dibanding menang dan dianggap “jenius” oleh media.

Kesempatan Terbuang, Inter Menghukum

Como sebenarnya sempat berada dalam periode terbaik sebelum Inter mencetak gol kedua. Namun peluang Tasos Douvikas dan Alex Valle terbuang sia-sia.

“Saat kami merasa bisa mencetak gol, Inter justru membuat kami malu dengan gol kedua. Setelah gol ketiga, kami menyerah, wajar karena ini tim yang masih sangat muda,” ungkap Fabregas.

Filosofi Tak Berubah: Como Tetap Menyerang

Meski dihajar di San Siro, Fabregas menegaskan bahwa Como akan tetap berjuang dengan gaya sepak bola progresif.

“Kami menekan tinggi, bermain dengan karakter, dan menantang lawan. Jika Anda menekan Barcelona era Xavi-Iniesta-Messi, mereka tetap bisa keluar dari tekanan. Hal seperti ini terjadi saat menghadapi tim sangat kuat. Yang harus kami lakukan adalah belajar mengelola frustrasi,”

Fabregas menilai pertandingan tersebut bukan hanya pembelajaran untuk pemainnya, tetapi juga untuk dirinya sebagai pelatih.

“Saya berdiri dekat Bastoni dan Dimarco, melihat semua pergerakan yang mereka lakukan secara otomatis. Sebagai pelatih saya belajar banyak,”

Fabregas Akan Kembali ke San Siro untuk Belajar

Sebagai penutup, sang pelatih mengungkapkan bahwa ia akan kembali ke San Siro bukan sebagai lawan, melainkan untuk belajar dari Inter.

“Ini kekalahan berat dan pantas. Inter sangat kuat. Saya akan kembali ke sini untuk menonton mereka menghadapi Liverpool di Liga Champions. Saya ingin terus belajar. Kami melangkah maju dengan kepala tegak.”

1 Comment

  1. Mengakui kekalahannya.. Pelatih hebat… Como kalah kalah karena nama besar inter… Pemain Como yang bergabung dng Como, bukan banyak tertarik dengan Como, melainkan Fabregas, jadi untuk mencari sesuai keinginan sangat sulit di dapat karena Como belum terdengar di dunia, 10 tahun kedepan Como akan menakutkan lawan, karena banyak pemain yang senang dan ingin bergabung dengan Como, hingga pelatih akan bisa menentukan taktik yang dia inginkan… Mantab Como, karena ini baru awal

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*