Pelatih Napoli, Antonio Conte menutup malam penuh emosi di Stadio Diego Armando Maradona dengan ledakan kata-kata tajam.
Usai Napoli menaklukkan Inter Milan 3-1 di pekan ke-8 Serie A 2025-26, sang pelatih tidak menahan diri untuk menyerang balik kritik dari pihak Nerazzurri.
Inter Milan sebelumnya menuding penalti yang diberikan kepada Napoli, dan dikonversi Kevin De Bruyne sebagai titik balik yang “mengubah jalannya pertandingan.”
Namun Conte punya pandangan berbeda.
“Saya hidup dalam pertandingan bersama pemain-pemain saya, suka atau tidak suka. Kami melawan tim terbaik di Italia,” ujar Conte kepada DAZN Italia, dikutip dari FCInterNews.
“Mereka (Inter) dua kali ke final Liga Champions dalam tiga tahun terakhir, bukan karena keberuntungan. Kami bermain dengan banyak kesulitan, tanpa Lobotka, Rrahmani, Meret, Hojlund, bahkan kehilangan De Bruyne saat pertandingan. Tapi kami tetap bertarung,”
“Inter Ingin ‘Membunuh’ Kami, Tapi Kami Tidak Berniat Mati”
Conte menggambarkan laga ini sebagai ujian karakter timnya.
“Inter datang ke sini dengan niat untuk ‘membunuh’ kami,” tegasnya. “Mereka sedang dalam performa luar biasa, tujuh kemenangan beruntun, sementara kami baru kalah dari Torino dan PSV. Tapi saya bilang ke pemain: kami tidak punya niat untuk mati di sini. Dengan semua masalah yang kami hadapi, kami tetap tampil luar biasa,”
Napoli memang tampil berani. Setelah gol penalti De Bruyne, Scott McTominay menggandakan keunggulan, sebelum Hakan Calhanoglu memperkecil skor lewat penalti. Namun, Andre-Frank Zambo Anguissa memastikan kemenangan 3-1 untuk Partenopei.
Ketegangan di Pinggir Lapangan: Conte vs Lautaro
Pertandingan ini juga diwarnai momen panas antara Antonio Conte dan mantan anak asuhnya di Inter, Lautaro Martinez. Keduanya terlibat adu gestur di pinggir lapangan setelah Denzel Dumfries bersitegang dengan staf Napoli.
“Hal-hal seperti ini bisa terjadi di pertandingan besar,” kata Conte menanggapi.
“Saya hanya ingin mengingatkan Inter. Saya yang membawa Scudetto kembali ke klub itu setelah 10 tahun. Lautaro pemain hebat, tapi mungkin saya tidak cukup mengenalnya secara pribadi. Saya tetap berharap yang terbaik untuknya,”
Gestur dan ekspresi tajam dari keduanya segera menjadi viral di media sosial Italia, menambah panas rivalitas antara Napoli dan Inter yang kini makin emosional.
Sindiran untuk Marotta: “Inter Mencari Alibi”
Setelah pertandingan, Inter memilih mengirimkan Beppe Marotta untuk berbicara kepada media, bukan pelatih Cristian Chivu. Keputusan itu juga tidak luput dari sindiran Conte.
“Inter selalu mengirim Marotta atau direktur mereka setiap kali kalah,” sindir Conte.
“Di Napoli, saya yang bicara. Klub harus bisa mengevaluasi kekalahan tanpa menciptakan alibi. Jika mereka terus begitu, itu hanya melemahkan peran pelatih dan para pemain,”
Conte bahkan menegaskan bahwa pernyataan Marotta soal penalti hanyalah bentuk pelarian dari tanggung jawab.
“Dengan segala hormat, biarkan yang terlibat langsung di lapangan yang berbicara. Ketika klub melakukan hal seperti itu, mereka sedang menurunkan wibawa pelatihnya sendiri.”

Leave a Reply