Chivu Tegaskan Inter Tak Pernah Ragukan Lautaro: “Saya Peluk Dia Setiap Hari”

Kemenangan Inter Milan atas Pisa menjadi panggung bagi sang pelatih, Cristian Chivu untuk menegaskan satu hal penting: Inter tak pernah sekalipun meragukan Lautaro Martinez.

Di tengah tekanan usai dua kekalahan beruntun dari AC Milan dan Atletico Madrid, Inter berhasil bangkit lewat dua gol Lautaro yang memecah kebuntuan pada menit ke-69 dan mengunci kemenangan 2-0 pada menit ke-83.

Namun setelah laga, sorotan justru tertuju pada hubungan Chivu dan sang kapten, yang belakangan dispekulasikan renggang.

Chivu menjawab semua keraguan itu, tegas, jujur, dan penuh percaya diri.

Inter Menang Sulit, Pisa Memang Bukan Lawan Ringan

Bertandang ke Pisa yang tak terkalahkan dalam enam laga dan empat laga beruntun tanpa kebobolan di kandang, Inter tahu pertandingan tidak akan mudah.

Dan benar saja, tekanan, duel fisik, serta ketatnya pertahanan Pisa memaksa Inter bekerja ekstra keras.

“Kami bereaksi dengan baik, menyadari betapa sulitnya pertandingan ini,” ujar Chivu kepada DAZN Italia.

Inter menunjukkan mentalitas kuat. Meski ada momen ketika mereka bisa tampil lebih baik, kata Chivu, fokus terbesar adalah merawat hal-hal positif: disiplin, reaksi, serta kemauan tim untuk terus bangkit.

Lautaro Dihujani Kritik dari Luar, Tapi Tidak dari Inter

Sebelum pertandingan ini, Lautaro dikritik karena performanya menurun dan paceklik gol. Gol-golnya melawan Pisa menjadi jawaban telak.

Namun Chivu menegaskan bahwa di dalam klub, kepercayaan terhadap sang kapten tak pernah pudar.

“Kami tahu betul pentingnya setiap pemain, terutama kapten kami,” tegas Chivu.

“Mungkin di luar sana ada yang meragukannya, tapi kami tidak pernah. Kami tahu seberapa besar kepeduliannya dan apa yang ia berikan untuk tim ini,”

Dua gol ke gawang Pisa terasa seperti pembuktian, bukan hanya bagi publik, tetapi juga sebagai konfirmasi bahwa Lautaro tetap menjadi pusat dari proyek Inter.

Pergantian Pemain Bukan Soal Benar atau Salah

Chivu juga ditanya soal masuknya Piotr Zielinski dan Francesco Pio Esposito yang terlihat memberi energi baru di babak kedua. Namun baginya, pergantian bukan penentu kualitas seorang pelatih.

“Pelatih tidak menjadi lebih baik atau lebih buruk hanya karena pergantian pemain tertentu,” kata Chivu.

“Saya punya 22 pemain berkualitas, semuanya layak bermain untuk Inter,”

Pernyataan ini sekaligus menjadi jawaban elegan atas kritik yang diarahkan kepadanya di laga-laga sebelumnya, khususnya ketika ia menarik keluar Lautaro lebih cepat kontra Milan dan Atletico.

Fakta Baru Terungkap: Lautaro Ternyata Sempat Sakit

Chivu mengungkapkan hal yang tidak pernah diberitahukan sebelumnya:

Lautaro mengalami gejala flu pekan lalu, sehingga ia ditarik lebih cepat pada dua pertandingan besar sebelumnya.

“Ada banyak hal yang harus diatur pelatih. Jika saya selalu mendengarkan apa kata orang luar, saya bisa kehilangan kejernihan,” tegas Chivu.

Ia menekankan bahwa pemberitaan yang meragukan Lautaro sering kali dibuat berlebihan demi sensasi.

“Ketika Lautaro diragukan di media, hal itu dibesar-besarkan untuk mencoba menjadi berita utama,”

Pelukan di Touchline Bukan Drama, Itu Rutinitas

Momen ketika Lautaro menghampiri Chivu untuk memeluknya setelah diganti menjadi viral. Banyak yang menafsirkan itu sebagai bukti bahwa hubungan mereka membaik.

Namun Chivu menepis dramatisasi tersebut.

“Saya memeluk dia setiap pagi, hanya saja itu tidak di kamera,” ujarnya sambil tersenyum.

“Tidak ada Big Brother yang merekam setiap gerakan kami,”

Ia menegaskan kembali bahwa ia bahagia untuk Lautaro, tetapi kemenangan ini adalah hasil kerja seluruh tim.

Inter Kembali ke Jalur Scudetto, Chivu Fokus pada Tim dan Fans

Kemenangan ini menempatkan Inter kembali bersaing dalam perebutan Scudetto, terlebih karena pesaing mereka harus saling berhadapan di partai lain.

Meski media kerap mengkritik, dukungan fans tetap terasa kuat. Chivu pun membalas kepercayaan itu dengan rasa hormat mendalam.

“Saya tahu siapa diri saya dan apa yang bisa saya berikan untuk tim,” katanya.

“Mengabdi pada klub sebesar Inter adalah kehormatan. Saya bertanggung jawab kepada klub yang percaya kepada saya, para fans, dan para pemain hebat yang melakukan segalanya untuk menghormati warna Nerazzurri.”

Dengan semangat itu, Chivu dan Inter kini menatap laga-laga berikutnya dengan determinasi baru.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*