Bikin Inter Perkasa dan Bangkit, Jurnalis Italia: “Start-nya Mengalahkan Inzaghi”

Kiprah Cristian Chivu bersama Inter Milan kian menjadi buah bibir. Dalam periode singkat sejak mengambil alih kursi pelatih dari Simone Inzaghi pada Juni lalu, pelatih muda itu berhasil membalikkan keraguan menjadi kekaguman.

Bahkan, jurnalis Italia, Sandro Sabatini menilai bahwa Chivu melakukan pekerjaan yang lebih baik dibanding Inzaghi di fase awal kepemimpinannya.

Komentar tersebut disampaikan Sabatini melalui kanal YouTube-nya, sebagaimana dikutip FCInter1908, saat menyoroti performa impresif Nerazzurri di awal musim.

Awal Era Chivu: Dari Diragukan Menjadi Dipuji

Penunjukan Cristian Chivu pada musim panas lalu awalnya memunculkan banyak pertanyaan.

Minim pengalaman di level senior membuat sejumlah pihak meragukan kemampuannya menjaga standar tinggi yang ditinggalkan Simone Inzaghi.

Namun, keraguan itu kini berubah menjadi decak kagum. Inter Milan memasuki jeda internasional November sebagai pemuncak klasemen bersama Roma, sekaligus menjadi salah satu tim paling konsisten di Serie A.

Tak hanya itu, Nerazzurri juga mencatatkan diri sebagai satu dari hanya tiga klub yang mempertahankan rekor 100% di Liga Champions musim ini.

Statistik Fantastis: Inter Era Chivu Sulit Dibantah

Performa Inter sebelum jeda internasional sangat mencolok:

  • 11 kemenangan dari 12 pertandingan di semua kompetisi
  • 37 gol dicetak
  • 26 gol di Serie A, tertinggi di liga
  • Produktivitas lini depan yang eksplosif
  • Stabilitas dan soliditas permainan yang kembali terlihat

Dengan catatan tersebut, banyak pihak menilai Chivu bukan hanya melanjutkan fondasi yang dibangun Inzaghi, tetapi bahkan mengangkat level Inter ke standar yang lebih tinggi.

Sandro Sabatini: “Chivu Memperbaiki Inter yang Hancur”

Sabatini tidak ragu memberikan pujian tegas kepada sang pelatih baru.

“Normal untuk membandingkan dan berdebat,” ujar Sabatini. “Tapi saya terganggu saat orang berkata, ‘Bagaimana bisa Anda bilang Chivu lebih baik dari Inzaghi kalau Inzaghi memimpin empat tahun?’

“Saya paham. Chivu belum empat tahun, bahkan belum empat bulan. Tapi apakah saya tidak boleh bilang dia melakukan beberapa hal lebih baik?”

Sabatini kemudian menyoroti kondisi tim setelah musim lalu.

“Inter keluar dari musim lalu dalam kondisi hancur, dan mereka berhasil memperbaiki diri. Dengan siapa? Dengan Chivu. Itulah kenyataannya,”

Lebih jauh, ia memunculkan pertanyaan retoris yang memicu perdebatan:

“Apakah hal yang sama akan terjadi jika Inzaghi masih ada? Saya tidak tahu. Tapi jika saya berpikir seperti orang-orang yang membandingkannya, saya akan bilang tidak, dan siapa yang bisa membuktikan saya salah?”

Pernyataan tersebut menunjukkan betapa impresifnya dampak Chivu di waktu singkat.

Ujian Terbesar Menanti: Derby della Madonnina

Meski start-nya gemilang, perjalanan Chivu bersama Inter akan mendapat ujian berat usai jeda internasional.

Nerazzurri dijadwalkan bertemu AC Milan pada 24 November mendatang dalam Derby della Madonnina, salah satu laga paling bersejarah dan sarat tensi di sepak bola dunia.

Pertandingan itu akan menjadi barometer sesungguhnya untuk mengukur:

  • Konsistensi permainan Inter Milan
  • Kapasitas Chivu dalam laga besar
  • Kemampuan tim menghadapi tekanan di panggung krusial

Jika mampu melewati laga tersebut dengan hasil positif, posisi Chivu sebagai pelatih Inter Milan tidak hanya akan semakin kuat, tetapi juga membuka babak baru ambisi Nerazzurri musim ini.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*