Kehadiran Manuel Akanji di Inter Milan awalnya sempat dipandang sebagai solusi darurat.
Datang ke Milano tepat di detik-detik terakhir bursa transfer musim panas, bek asal Swiss itu tak membutuhkan waktu lama untuk mengubah persepsi.
Di bawah arahan Cristian Chivu, Akanji langsung menjelma menjadi salah satu pilar terpenting Inter Milan, bukan hanya karena kualitas individunya, tetapi juga karena mental juara yang ia bawa ke ruang ganti Nerazzurri.
Kini, Inter bukan hanya mendapatkan bek serbabisa, tetapi juga sebuah varian taktik baru yang bisa menjadi pembeda di laga-laga besar, termasuk di ajang Piala Super.
Mental Juara Akanji: Kolektor Piala Super
La Gazzetta dello Sport menyoroti satu aspek penting dari Manuel Akanji: kebiasaannya menang di Piala Super. Bersama klub-klub sebelumnya, Akanji telah mengoleksi:
- Piala Super Eropa
- Piala Super Jerman
- Piala Super Inggris
Dan kini ia berambisi menambah koleksi Piala Super Italia (Supercoppa Italiana) bersama Inter Milan.
Catatan tersebut bukan sekadar statistik. Ia mencerminkan mentalitas pemain yang terbiasa tampil di laga satu pertandingan dengan tekanan tinggi.
Bagi Inter, yang segera tampil di Supercoppa Italiana musim ini, pengalaman semacam ini adalah aset tak ternilai.
Akanji datang dengan DNA pemenang Piala Super, dan berambisi untuk menambah koleksi trofi tersebut bersama Inter Milan.
Pilar Baru Inter Era Cristian Chivu
Sejak resmi berseragam Nerazzurri, Akanji langsung menjadi pemain tak tergantikan. Fleksibilitasnya memungkinkan Chivu memainkannya sebagai bek tengah kanan, bek tengah kiri, bahkan dalam skema tertentu sebagai pemain yang naik ke lini tengah.
Dalam sistem Inter yang menuntut bek untuk aktif membangun serangan dan menjaga transisi, Akanji menawarkan paket komplet:
- Kuat dalam duel
- Cepat membaca permainan
- Nyaman dengan bola di kaki
- Disiplin dalam struktur bertahan
Tak heran jika ia dengan cepat menjadi “colonna”, fondasi utama Inter versi baru.
Varian Taktik Baru: Empat Bek Tengah
Inovasi paling menarik dari kehadiran Akanji terletak pada varian taktik yang diperkenalkan Chivu.
Jika formasi 5-4-1 bukan hal baru, karena pernah diuji coba sebelumnya, Chivu belum pernah menutup laga dengan empat bek tengah berada di lapangan secara bersamaan.
Ide ini muncul dari satu detail penting: Akanji mampu naik ke garis tengah tanpa mengorbankan keseimbangan tim.
Dalam laga melawan Juventus, Chivu sempat mempertimbangkan skema ini di menit-menit akhir saat Inter unggul 3-2.
Tujuannya jelas: memberi stabilitas ekstra dengan memadatkan area tengah dan pertahanan.
Namun keputusan itu akhirnya urung diambil demi menjaga identitas permainan Inter, sebuah pilihan yang justru berujung pada kekalahan.
Dari kesalahan tersebut, Chivu belajar. Dan dengan Akanji, ia kini memiliki pemain yang tepat untuk mewujudkan ide itu tanpa merusak struktur tim.
Akanji, Kunci Fleksibilitas dan Kontrol Laga
Kemampuan Akanji bermain di dua fase bertahan dan transisi ke lini tengah memberi Inter opsi baru:
- Mengamankan keunggulan di menit akhir
- Mengubah bentuk bertahan tanpa pergantian besar
- Menyesuaikan strategi menghadapi lawan kuat
Di era sepak bola modern, fleksibilitas taktik sering kali menentukan perbedaan antara menang dan kalah. Dan Akanji adalah figur sentral dalam evolusi tersebut di tubuh Inter Milan.

Leave a Reply