Transfer Benjamin Pavard dari Inter Milan ke Olympique Marseille pada musim panas lalu ternyata menyimpan cerita menarik di balik layar.
Mehdi Benatia, Direktur Olahraga Marseille membuka detail negosiasi yang melibatkan presiden Inter Milan, Giuseppe Marotta.
Dalam wawancara panjang bersama RMC Sport, Benatia mengungkap dinamika, dilema, dan strategi yang membuat transfer tersebut nyaris mustahil terjadi, namun tetap berhasil diwujudkan.
Inter Hanya Mau Melepas Pavard Secara Permanen
Menurut Benatia, Marseille awalnya berniat melakukan pendekatan kreatif dalam transfer Pavard.
Namun sepuluh hari sebelum bursa ditutup, Inter memberikan syarat tegas:
“Sepuluh hari sebelum bursa ditutup, mereka bilang Pavard hanya bisa pergi dengan transfer permanen: hanya dengan harga 20 juta euro, dan gajinya sangat besar,” ujar Benatia.
Syarat tersebut langsung membuat Marseille berada dalam posisi sulit. Mereka membutuhkan bek berkualitas, tetapi kondisi finansial klub tidak memungkinkan untuk aktivitas besar di pasar transfer.
Akanji, Inter, dan Celah Negosiasi yang Terbuka
Benatia kemudian mendengar kabar bahwa Manchester City bersedia melepas Manuel Akanji ke Inter, dan sang pemain tengah melakukan kontak dengan klub.
Jika Akanji datang, Pavard otomatis menjadi aset yang lebih mudah dilepas oleh Nerazzurri.
Melihat peluang tersebut, Benatia segera mengontak Giuseppe Marotta, mantan presidennya di Juventus.
“Lalu saya mendengar bahwa Manchester City terbuka untuk melepas Akanji, saya tahu bahwa ia sedang berbicara dengan Inter. Jika dia datang, itu akan menjadi pertukaran peran yang langsung, sehingga Pavard akan keluar. Dengan Presiden Marotta, yang dulu juga merupakan presiden saya, saya mulai melakukan kontak,”
Negosiasi pun berlangsung dalam suasana yang intens namun penuh saling menghormati. Benatia mengetahui bahwa Inter tidak akan memberikan diskon besar, sementara Marseille harus mencari solusi agar transfer tetap terjadi.
Kompromi Gaji: Pavard Harus Berkorban
Masalah terbesar bukan hanya kesepakatan transfer dengan Inter, tetapi juga gaji Pavard yang dinilai terlalu tinggi oleh manajemen Marseille.
Benatia kemudian meminta Pavard untuk mencontoh kasus Adrien Rabiot di masa lalu, ketika sang gelandang rela berkorban demi memuluskan kepindahannya.
“Kami tidak bisa mengurus gajinya jika tidak ada sedikit pengorbanan darinya. Dulu Rabiot pernah menerima pemotongan. Pavard juga melakukannya, bahkan sampai tahun ini,” jelas Benatia.
Keputusan Pavard untuk menurunkan tuntutan gaji menunjukkan betapa seriusnya ia ingin mencari tantangan baru di Ligue 1.
Inter Tetap Tegas, Marseille Tetap Optimistis
Meski Inter bersikeras pada harga dan formula transfer, Marseille tetap yakin bahwa pendekatan langsung dan hubungan baik antara Benatia dan Marotta bisa membantu membuka jalan.
Pada akhirnya, seluruh pihak mencapai kesepahaman, dan transfer Pavard berhasil dilakukan dengan struktur yang disepakati kedua klub, yakni dengan status pinjaman berbayar senilai €2,5 Juta, disertai opsi pembelian permanen di akhir musim senilai €15 juta.

Leave a Reply