 
Bursa transfer musim panas lalu menyimpan banyak kisah menarik di balik layar, dan salah satunya datang dari ruang rapat Inter Milan.
Gianluca Di Marzio, pakar transfer ternama Italia, mengungkapkan sebuah fakta penting soal kedatangan Andy Diouf dari RC Lens ke Nerazzurri.
Menurutnya, transfer ini lahir dari permintaan langsung Cristian Chivu, tetapi pada akhirnya menjadi keputusan strategis direktur olahraga Piero Ausilio.
Chivu Minta Profil Baru, Ausilio Bergerak Cepat
Setelah menjalani masa pramusim pertamanya sebagai pelatih kepala Inter Milan, Cristian Chivu memberikan laporan teknis kepada manajemen.
Ia menilai skuad Inter membutuhkan gelandang dengan fisik kuat dan kemampuan progresi bola tinggi, sosok yang bisa menambah energi di lini tengah.
Awalnya, target utama Chivu adalah Manu Koné dari AS Roma. Namun, kesepakatan itu tak pernah terwujud.
Dari situ, Ausilio mulai mencari alternatif yang sesuai dengan kriteria Chivu, dan nama Andy Diouf langsung muncul ke permukaan.
Menurut Di Marzio, Ausilio memanfaatkan jaringan lamanya dengan Massimiliano Mirabelli, eks kepala pencari bakat Inter Milan yang kini menjabat sebagai direktur olahraga Padova.
Menariknya, Padova dan Lens berbagi kepemilikan yang sama, sehingga komunikasi antar klub berlangsung cepat dan efisien.
Hasilnya? Sebuah “pranzo milanese” (makan siang di Milan) menjadi momen kunci lahirnya kesepakatan bernilai €20 juta plus bonus, untuk gelandang muda Prancis itu.
Napoli Hampir Dapatkan Diouf Sebelum Inter
Namun, cerita transfer ini memiliki sisi lain yang tak kalah menarik.
Gianluca Di Marzio mengungkapkan bahwa Napoli sebenarnya lebih dulu menaruh minat pada Andy Diouf.
Partenopei sempat mempertimbangkan sang pemain untuk memperkuat lini tengah mereka.
Sayangnya, Diouf hanya akan menjadi pemain keenam dalam hierarki gelandang Napoli, dan dengan banderol €25 juta, operasi itu dianggap tidak ekonomis oleh manajemen klub.
Kesempatan itu pun langsung dimanfaatkan Inter. Chivu, yang telah mengidentifikasi kebutuhan taktis tersebut, memberi lampu hijau, dan Ausilio bergerak cepat untuk menuntaskan negosiasi.
Di Marzio menjelaskan:
“Dan kemudian ada Diouf, yang sebenarnya Napoli adalah klub pertama yang mencoba mendekatinya. Namun ia akan menjadi pemain keenam dalam hierarki lini tengah, dan dengan harga sebesar 25 juta euro, kesepakatan itu dianggap tidak menguntungkan,”
“Lalu datang Inter, atas permintaan Chivu, yang mencari pemain dengan karakteristik seperti itu setelah mendapatkan sejumlah indikasi dari pramusim. Koné dari Roma sempat menjadi impian yang tak terwujud, jadi Ausilio memilih pemain Prancis itu, memanfaatkan hubungannya dengan Mirabelli, mantan kepala pemandu bakat Inter yang kini menjadi direktur olahraga Padova, sekaligus penghubung pasar transfer untuk pemain keluar dari Lens (yang berbagi kepemilikan dengan klub asal Veneto tersebut),”
“Makan siang di Milan, jabat tangan, dan kesepakatan pun tercapai untuk seorang pemain yang saat ini memang belum menjadi sosok penentu, tetapi mungkin akan terbukti sangat berharga di masa depan.”
Adaptasi Lambat, Tapi Punya Potensi Besar
Meski datang dengan ekspektasi tinggi, Andy Diouf masih berproses di bawah sistem permainan Chivu.
Hingga saat ini, ia baru tampil dua kali di Serie A dengan total 26 menit bermain, angka yang mungkin mengecewakan di atas kertas, tapi wajar bagi pemain muda yang baru mengenal ritme taktik Italia.
Chivu sendiri sempat berbicara terus terang soal Diouf dan Luis Henrique, dua rekrutan anyar yang masing-masing menelan biaya sekitar €25 juta:
“Mereka belum sepenuhnya siap untuk Serie A, tapi kami percaya mereka akan berkembang,” ujar sang pelatih beberapa pekan lalu.
Ucapan itu menegaskan filosofi Chivu yang menitikberatkan pada pembinaan jangka panjang.
Pelatih asal Rumania tersebut dikenal memberi peluang bertahap kepada pemain muda, seperti yang ia lakukan terhadap beberapa talenta yang sebelumnya jarang mendapat menit bermain di era Simone Inzaghi.

Leave a Reply