Efek Chivu: Mkhitaryan Masih Jadi Motor Penggerak Lini Tengah Inter Meski Usia Hampir 37 Tahun

Musim ini, banyak yang sempat memprediksi Henrikh Mkhitaryan akan kehilangan tempat di skuad utama Inter Milan.

Kehadiran Petar Sucic, gelandang muda yang digadang-gadang menjadi motor baru lini tengah Nerazzurri, membuat banyak pihak meyakini bahwa era Mkhitaryan akan segera berakhir.

Namun, Cristian Chivu punya pandangan berbeda. Pelatih asal Rumania itu tidak mau mengorbankan kecerdasan dan kualitas permainan yang dimiliki sang veteran Armenia.

Alih-alih tersingkir, Mkhitaryan justru tampil semakin vital, bukti nyata bahwa “elisir Chivu” benar-benar bekerja.

Ketajaman dan Kecerdasan yang Tak Lekang Waktu

Pada 21 Januari nanti, Mkhitaryan akan genap berusia 37 tahun, namun performanya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Ia tetap menjadi motor penggerak utama Inter di lini tengah, mengombinasikan visi permainan, ketenangan, dan kemampuan mengatur tempo yang luar biasa.

Seperti dilaporkan Corriere dello Sport, Mkhitaryan masih menjadi salah satu pemain yang paling banyak berlari di lapangan. Dalam laga melawan AS Roma Minggu lalu, ia bahkan menempuh jarak 12 kilometer, menjadi pemain Inter Milan yang paling banyak berlari di pertandingan tersebut.

Selain daya jelajah tinggi, Mkhitaryan juga tetap mampu melakukan sprint cepat dan menjaga ketajaman dalam mengalirkan bola, ciri khas yang membuatnya tak tergantikan bahkan dalam sistem baru Chivu.

Rotasi Cerdas ala Chivu

Kunci keberhasilan mempertahankan performa Mkhitaryan terletak pada manajemen rotasi yang cermat. Chivu memahami betul pentingnya menjaga keseimbangan antara pengalaman dan kebugaran.

Berbeda dengan era Simone Inzaghi, di mana Mkhitaryan kerap dimainkan penuh di hampir semua laga besar, kini sang pelatih baru mengatur menit bermainnya dengan bijak.

Ia hanya tampil satu kali di Liga Champions (melawan Ajax), tetapi tetap menjadi starter andalan di Serie A, hanya absen saat melawan Sassuolo dan tampil sebagai pemain pengganti kontra Udinese.

Pendekatan ini terbukti efektif. Mkhitaryan tetap bugar, tajam, dan tampil dengan intensitas tinggi di setiap pertandingan penting, termasuk laga tandang yang krusial.

Fokus ke Napoli dan Mimpi Menutup Karier dengan Indah

Menjelang duel panas melawan Napoli, Inter Milan kembali menaruh harapan besar pada sosok Mkhitaryan.

Pengalaman dan ketenangan sang gelandang akan sangat dibutuhkan untuk menjaga ritme tim dalam misi meraih kemenangan tandang ketiga secara beruntun.

Sang pemain sendiri memilih melanjutkan kontrak bersama Inter hingga Juni 2026, setelah sempat mempertimbangkan masa depannya pasca kekecewaan di final Liga Champions musim lalu.

Namun semangat juangnya tak padam. Ia justru semakin menyala untuk menutup kariernya dengan catatan manis bersama Nerazzurri.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*