Kapten Inter Milan, Lautaro Martinez kembali ke Appiano Gentile dari tugas internasional dalam kondisi lebih tajam dan bersemangat dari sebelumnya.
Setelah mencetak dua gol hanya dalam lima menit melawan Puerto Rico, Lautaro langsung menunjukkan bahwa ia bukan hanya simbol kepemimpinan, tapi juga mesin gol yang tak pernah padam.
Dengan tambahan gol tersebut, Lautaro kini telah menyamai rekor Hernán Crespo, menduduki posisi keempat dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Timnas Argentina, dengan membukukan 35 gol dalam 74 pertandingan dengan rasio luar biasa 0,47 gol per laga.
Menariknya, bahkan Lionel Scaloni sempat tidak berencana menurunkannya sejak awal.
Pelatih Argentina itu ingin mengistirahatkan sang bomber untuk mencegah kelelahan di laga uji coba yang tak begitu penting.
Namun, semangat kompetitif Lautaro tak bisa dibendung, dan dalam hitungan menit, ia sudah menulis ulang sejarah.
Kembali ke Milano, Lautaro Siap Pimpin Inter di Laga Kontra Roma
Usai menjalani tugas internasionalnya, Lautaro kini kembali ke Inter dengan motivasi penuh untuk duel panas kontra AS Roma di Stadio Olimpico pada akhir pekan ini.
Menurut laporan La Gazzetta dello Sport, sang kapten Inter terlihat santai, tersenyum, dan penuh energi positif dalam sesi latihan pertamanya.
“Stamina bisa pulih cepat bila hati sedang bahagia,” tulis media tersebut, menyoroti bagaimana kebahagiaan pribadi dan semangat mencetak gol membuat Lautaro berada dalam kondisi mental terbaiknya.
Absennya Marcus Thuram, yang masih memulihkan cedera dan diharapkan kembali untuk laga kontra Napoli, membuat peran Lautaro semakin krusial.
Ia akan menjadi pemimpin bagi duet muda Francesco Pio Esposito dan Ange-Yoan Bonny, mengajari mereka cara menghadapi tekanan dan menjaga fokus di momen besar seperti laga di Olimpico.
Efisiensi dan Konsistensi: Lautaro Kembali ke Level Elite
Bagi Lautaro, kebangkitan ini bukan kebetulan. Setelah pulih dari masalah punggung yang sempat mengganggu di awal musim, performanya meledak dengan 6 gol dalam 5 laga terakhir, yakni melawan Cagliari, Slavia Praha, Cremonese, dan Puerto Rico.
Rangkaian ini membuktikan bahwa sang kapten bukan hanya pemain karismatik, tapi juga finisher yang kembali menemukan nalurinya.
Meski begitu, ada satu hal yang masih ia incar, yakni gol penentu dalam laga besar. Duel melawan Roma akhir pekan ini bisa menjadi momen untuk membuktikan diri di panggung yang lebih bergengsi.

Leave a Reply