Dumfries Sebut Belanda Harus Belajar dari Inter Milan

Bek sayap Inter Milan, Denzel Dumfries berkomentar tentang perbedaan mentalitas antara Timnas Belanda dan Inter Milan.

Dalam sebuah wawancara bersama media Belanda saat menjalani pemusatan latihan dengan tim nasional, Dumfries menilai bahwa negaranya masih terlalu “tertib” dan kurang memiliki sisi agresif serta naluri menang seperti yang ia pelajari di Inter Milan.

“Saya bukan tipe yang diam saja, saya tahu kapan harus mengambil inisiatif. Saya suka memberi energi kepada tim dan memimpin serangan, sesuatu yang mungkin agak tidak khas bagi pemain Belanda,” ujar Dumfries sambil tersenyum, seperti dilansir FCInter1908.

Menurutnya, semangat juang dan agresivitas adalah aspek yang Belanda harus tiru dari Inter Milan, terutama dalam hal menangani detail kecil yang menentukan kemenangan.

Dumfries: “Belanda Terlalu Rapi, Kadang Kita Butuh Sedikit ‘Kotor’”

Dalam analisisnya, Dumfries menyoroti bagaimana beberapa tim nasional lain, seperti Argentina, punya kemampuan untuk “melakukan segalanya demi kemenangan”.

Bagi Dumfries, perbedaan mentalitas inilah yang kerap memisahkan tim yang bagus dari tim juara.

“Argentina melakukan apa saja untuk menang. Mereka tidak meninggalkan apa pun pada kebetulan,” kata Dumfries.

“Kadang kami di Belanda terlalu rapi, terlalu fokus pada struktur. Tapi dalam sepak bola, justru detail kecil dan keberanian untuk melanggar aturan sedikit bisa membuat perbedaan,”

Ucapan itu bukan sekadar kritik, tapi sebuah refleksi dari pengalamannya di Inter, klub yang selama ini dikenal dengan mentalitas juara, kecerdikan taktik, dan kemampuan bermain dengan intensitas tinggi.

“Inter Ahlinya Detail, Lautaro dan Acerbi Adalah Contoh”

Dumfries dengan bangga mengakui bahwa di Inter, hal-hal kecil itulah yang membuat mereka berbeda. Ia bahkan menyebut dua rekan setimnya sebagai “raja dari permainan penuh detail,” Francesco Acerbi dan Lautaro Martínez.

“Di Inter kami ahli dalam hal-hal seperti itu,” ujarnya sambil tersenyum.

“Siapa rajanya? Francesco Acerbi dan Lautaro Martínez. Mereka tidak ragu melakukan pelanggaran kecil jika itu berarti memastikan kemenangan,”

Bagi Dumfries, tindakan seperti itu bukan sekadar “main kasar”, tapi bagian dari kecerdasan kompetitif yang membedakan tim pemenang dari yang biasa-biasa saja.

Ia menilai bahwa Timnas Belanda butuh lebih banyak pemain dengan mental seperti itu, yang siap berjuang, memimpin, dan mengambil risiko untuk hasil terbaik.

“Kalau di Belanda, pemain yang paling punya gaya seperti itu mungkin Micky van de Ven,” tambah Dumfries, menyebut bek muda Tottenham yang dianggap punya ketangguhan serupa.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*