Inter Era Chivu Jadi Mesin Gol: 22 Gol dalam 8 Laga, Torehan Bersejarah dalam 60 Tahun

Inter Milan di bawah asuhan Cristian Chivu benar-benar berubah menjadi mesin pencetak gol paling mematikan di Eropa saat ini.

Data yang dirilis oleh Opta mengonfirmasi dominasi ofensif Nerazzurri musim ini, dengan mencetak 22 gol hanya dalam Delapan pertandingan pertama di semua kompetisi.

Pencapaian luar biasa ini bukan hal yang biasa. Faktanya, dalam enam dekade terakhir, hanya dua kali Inter mampu mencapai jumlah gol sebanyak ini di awal musim, yakni pada musim 2025/26 bersama Chivu, dan musim 1997/98 ketika Luigi Simoni memimpin tim, era yang melahirkan legenda seperti Ronaldo Nazário dan Zamorano.

Inter Milan di Bawah Chivu: Efisiensi dan Kreativitas di Puncak

Chivu berhasil membentuk Inter menjadi tim dengan keseimbangan sempurna antara intensitas serangan dan struktur taktik yang solid.

Dalam sistem 3-5-2 yang fleksibel, para pemain sayap seperti Federico Dimarco dan Denzel Dumfries menjadi motor serangan, sementara Lautaro Martínez dan Marcus Thuram terus menjadi mimpi buruk bagi pertahanan lawan.

Bahkan pemain muda seperti Ange-Yoan Bonny dan Francesco Pio Esposito turut memberi warna baru dengan kontribusi nyata di depan gawang.

Kombinasi kedalaman skuad dan kemampuan rotasi Chivu membuat Inter tetap tajam di setiap laga, tanpa kehilangan identitas menyerangnya.

Catatan Opta: Produktivitas Selevel Era Ronaldo

Musim 1997/98 dikenang sebagai salah satu periode paling eksplosif dalam sejarah Inter — kala Ronaldo “Il Fenomeno” mencetak gol demi gol di bawah arahan Luigi Simoni.

Kini, 27 tahun kemudian, Cristian Chivu berhasil menyamai rekor legendaris itu, menegaskan bahwa proyek Inter modern sedang berada di jalur yang tepat.

Dengan rata-rata 2,75 gol per pertandingan, Inter bukan hanya mendominasi Serie A, tetapi juga menunjukkan kelasnya di Eropa.

Hasil ini mencerminkan bukan sekadar kemampuan menyerang, melainkan juga visi permainan modern yang menempatkan kolektivitas di atas segalanya.

“Inter hari ini bukan hanya menang, tapi menang dengan cara yang meyakinkan,” tulis Corriere dello Sport. “Setiap serangan terasa seperti ancaman, dan setiap pemain tahu apa yang harus dilakukan.”

Menuju Rekor Baru

Dengan tren seperti ini, bukan tidak mungkin Inter Milan era Chivu akan menulis ulang buku sejarah klub.

Jika konsistensi terjaga, mereka berpotensi melampaui pencapaian 1997/98, dan mungkin mengakhiri musim dengan gelar besar di tangan.

Dalam waktu singkat, Cristian Chivu telah membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar suksesor Simone Inzaghi, tapi arsitek generasi baru Nerazzurri, tim yang haus kemenangan, penuh karakter, dan siap mendominasi Eropa.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*