
Legenda sepak bola Italia yang pernah berseragam AC Milan, Juventus, dan Inter Milan, Christian Vieri, menegaskan bahwa Inter memiliki skuad paling komplet di Serie A.
Meski begitu, ia tetap mengingatkan bahwa kualitas pemain saja tidak selalu menjamin keberhasilan meraih Scudetto.
Chivu Buktikan Kapasitasnya di Awal Karier
Dalam wawancara terbaru via FCInterNews, Vieri menyoroti kiprah Cristian Chivu yang ditunjuk menggantikan Simone Inzaghi pada Juni lalu.
Meski minim pengalaman sebagai pelatih kepala, Chivu berhasil membungkam keraguan di awal masa jabatannya.
Setelah sempat kalah dua kali dalam tiga laga pembuka Serie A, Chivu mampu membangkitkan tim. Inter kemudian mencatat empat kemenangan beruntun di semua ajang, termasuk kemenangan 3-0 atas Slavia Praha di Liga Champions.
Di Serie A, Nerazzurri juga berhasil menaklukkan Sassuolo dan Cagliari, sehingga hanya terpaut tiga poin dari pemuncak klasemen sementara, AC Milan.
Vieri: Inter Tetap Skuad Terbaik
Saat ditanya apakah ia masih menganggap Inter sebagai tim terkuat, Vieri menjawab tegas:
“Kalau ditanya siapa yang punya skuad terbaik, saya jawab Inter. Saya tidak akan mengubah pendapat hanya karena mereka kalah dari Udinese,” ujar Vieri.
Meski demikian, Vieri meminta publik untuk bersabar dengan Chivu.
“Masih awal, kita butuh waktu. Tapi hasil sudah mulai terlihat. Inter punya tim hebat dan saya percaya mereka akan terus berkembang,”
“Dua kali mencapai final Liga Champions dalam tiga tahun terakhir bukanlah kebetulan,” tambahnya.
Pujian untuk Pio Esposito
Selain menyoroti skuad utama, Vieri juga memberikan komentar khusus tentang Francesco Pio Esposito, penyerang muda Inter yang kian mendapat sorotan.
“Di level internasional, intensitas permainan lebih berat. Bermain sebagai striker berarti harus siap menghadapi duel fisik. Pio Esposito bisa mengatasinya. Dia besar, kuat, bisa menahan bola, dan terhubung baik dengan tim. Itu sangat mengesankan,” puji Vieri.
Vieri Dukung Proyek Stadion Baru Inter Milan
Menurut Vieri, sepak bola Italia harus berani beradaptasi dengan tuntutan modern.
“Mereka sudah merobohkan Maracanã dan Wembley. Kita tidak bisa terus bertahan dengan stadion berusia lebih dari 50 tahun. Italia harus berbenah kalau mau jadi tuan rumah Euro atau final Liga Champions.”
Leave a Reply