Bergomi: Inter Milan Membayar Mahal Usai Pertarungan Melawan Bayern Munich

Legenda Inter Milan, Beppe Bergomi, menilai bahwa penurunan performa drastis yang dialami Nerazzurri di Serie A adalah akibat dari “harga mahal” yang harus mereka bayar setelah perjuangan intens melawan Bayern Munich di Liga Champions.

Dalam wawancara dengan Sky Sport Italia, dikutip via FCInterNews, mantan kapten Inter tersebut mengungkapkan analisis tajam tentang dampak fisik dan mental yang ditimbulkan laga berat tersebut terhadap skuad asuhan Simone Inzaghi.

Inter Milan: Dari Euforia Eropa ke Krisis Domestik

Inter Milan sempat meraih salah satu momen terbaik musim ini saat menghadapi Bayern Munich di babak perempat final Liga Champions.

Kemenangan bersejarah di leg pertama di Allianz Arena diikuti dengan hasil imbang 2-2 di leg kedua di Meazza, yang memastikan langkah Inter ke semifinal kompetisi elite Eropa tersebut.

Namun, keberhasilan itu ternyata membawa konsekuensi serius.

Menurut Bergomi, intensitas laga melawan Bayern menyebabkan kelelahan fisik dan mental yang akut dalam skuad Inter.

Ini terbukti dari tiga kekalahan beruntun di Serie A yang mereka alami setelahnya, tanpa satu gol pun tercipta.

Selain itu, Inter juga harus kehilangan striker andalan mereka, Marcus Thuram, yang mengalami cedera otot pasca pertandingan berat tersebut.

“Mereka membayar harga yang sangat mahal untuk duel melawan Bayern Munich, baik dari sisi energi fisik maupun ketegangan mental,” ujar Bergomi.

Analisis Kritis Bergomi: Faktor Kelelahan dan Umur Skuad

Bergomi mengingatkan bahwa walau Inter keluar sebagai pemenang melawan Bayern, performa mereka sebenarnya penuh risiko.

“Di leg kedua, mereka mencetak dua gol dari situasi bola mati, tetapi membiarkan banyak peluang bagi Bayern,”

“Ada Dua momen kunci yang jarang sekali kita lihat Harry Kane gagal dalam peluang emas seperti itu, lalu Thomas Muller juga membuang peluang sempurna untuk membuat skor menjadi 2-0 di San Siro,”

Bergomi juga menggarisbawahi bahwa Inter adalah tim yang mengandalkan konsistensi permainan dan fokus tinggi, terutama di Liga Champions.

Namun, setelah laga berat tersebut, mereka langsung menghadapi tiga lawan kuat di Serie A tanpa adanya ruang untuk kesalahan.

“Mereka harus mengatur tim dengan mempertimbangkan laga berikutnya. Apakah itu pendekatan yang tepat? Dengan rata-rata usia skuad yang cukup tinggi dan banyaknya cedera, keputusan itu menjadi sangat rumit.”

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*