
Kekalahan menyakitkan dari rival sekota AC Milan di semifinal Coppa Italia 2024-25 tak hanya menyingkirkan Inter Milan dari kompetisi tersebut, tetapi juga membuka sebuah realita yang tak bisa lagi disembunyikan bahwa Inter sedang kelelahan secara fisik dan mental.
Dalam laga leg kedua yang digelar di San Siro, performa Nerazzurri sebenarnya menjanjikan di babak pertama.
Mereka menguasai tempo, mendominasi lini tengah, dan mampu menekan Milan di beberapa momen penting.
Namun begitu gol pembuka Milan tercipta, Inter seolah kehilangan semua energi dan arah. Sisa pertandingan menjadi ajang unjuk kelemahan kondisi kebugaran skuad.
Gazzetta dello Sport mencatat bahwa Inter tidak hanya kelelahan melawan Milan, tapi tren penurunan performa di babak kedua sudah terlihat di laga sebelumnya melawa Bologna.
Bologna memanfaatkan penurunan tempo permainan Inter di 45 menit akhir untuk mencuri poin atau bahkan meraih kemenangan.
Fakta bahwa nama-nama seperti Henrikh Mkhitaryan dan Matteo Darmian, Dua veteran andalan Inzaghi telah memainkan terlalu banyak menit, memperparah situasi.
Rotasi yang dilakukan tidak cukup, dan beberapa pemain cadangan belum mampu memberikan kualitas setara saat diberi kesempatan.
Puncak Kelelahan
Inter tampaknya belum benar-benar pulih pasca duel berat melawan Bayern Munich di perempat final Liga Champions.
Pertandingan itu menguras tenaga dan mental. Dan ketika pertandingan kontra Bologna di Serie A datang hanya berselang beberapa hari, Inter terlihat terseok-seok, nyaris tidak mampu mengangkat tempo permainan.
Lalu datanglah laga kontra Milan. Inter memulai dengan baik, tapi begitu kebobolan, respons yang diharapkan tidak pernah datang.
Tidak ada dorongan energi. Tidak ada kreativitas. Tidak ada daya juang yang biasanya menjadi ciri khas tim asuhan Simone Inzaghi.
Tantangan Berat Menanti: Roma dan Barcelona
Kekalahan ini datang di saat yang paling tidak ideal. Di depan mata, Inter sudah ditunggu oleh dua laga penting yang bisa menentukan musim mereka, yakni AS Roma di Serie A dan Barcelona di semifinal Liga Champions.
Kedua lawan tersebut datang dengan motivasi tinggi. Roma tengah memburu tiket Liga Champions musim depan, sementara Barcelona ingin menutup musim dengan trofi.
Jika Inter masih dalam mode “low battery”, maka kekalahan bisa kembali menghantui mereka.
Pertanyaannya: Apakah Inter Bisa Bangkit?
Secara teknis, Inter punya kedalaman skuad yang memadai. Tapi jika kelelahan ini tidak segera diatasi, baik melalui pemulihan fisik, rotasi strategis, maupun pendekatan mental, maka musim mereka bisa berakhir dengan kegagalan total.
Leave a Reply