
Inter Milan saat ini dipimpin oleh seorang kapten penuh karisma dan karakter kuat, Lautaro Martinez. Namun, seperti diberitakan oleh Corriere della Sera (via FCInterNews.it), konsep “Lautarocrazia” yang menggambarkan dominasi Lautaro di ruang ganti, ternyata tidak disambut hangat oleh semua rekan setimnya.
Lautaro Martinez mengambil alih tongkat estafet ban kapten Inter Milan sejak kepergian Romelu Lukaku Dua tahun lalu.
Sejak itu, Lautaro menjelma menjadi sosok sentral di ruang ganti Nerazzurri, didukung pula oleh perpanjangan kontraknya hingga tahun 2029.
Namun, gaya kepemimpinannya yang penuh emosi dan vokal di lapangan maupun di balik layar, ternyata mulai memunculkan friksi internal.
Tanda Ketidaksukaan Muncul dari Marcus Thuram dan Denzel Dumfries
Yang paling mencolok adalah respons Marcus Thuram. Striker asal Prancis ini menyukai unggahan Hakan Calhanoglu di Instagram, yang bernada membalas komentar pedas Lautaro usai kekalahan dari Fluminense di ajang Piala Dunia Antarklub.
Gestur digital itu tidak bisa diabaikan begitu saja, seolah menjadi sinyal bahwa Thuram tak setuju dengan cara Lautaro menyampaikan kritik.
Namun, bukan hanya Thuram yang merasa kurang nyaman. Menurut laporan, Denzel Dumfries juga termasuk pemain yang tidak sepenuhnya menerima cara Lautaro “menggiring” suasana tim. Meski tidak sekeras respons Thuram, ketidaksukaan Dumfries memperkuat dugaan bahwa gaya kepemimpinan Lautaro mulai menimbulkan ketegangan.
Tugas Berat Chivu: Keseimbangan di Tengah Dominasi Lautaro
Cristian Chivu, yang baru ditunjuk sebagai pelatih kepala Inter Milan, menghadapi tantangan besar.
Di satu sisi, ia memiliki sosok kapten yang kuat dan berpengaruh dalam diri Lautaro. Sosok seperti itu bisa menjadi perpanjangan tangan pelatih di ruang ganti. Namun di sisi lain, terlalu dominannya satu figur bisa menggerus harmoni tim jika tidak ditangani dengan bijak.
Dengan demikian, Chivu diharapkan mampu membawa pendekatan baru yang lebih seimbang. Ia harus bisa menavigasi dinamika ruang ganti yang mulai kompleks, menjaga otoritas Lautaro sebagai kapten, tanpa menimbulkan rasa tersingkir dari pemain-pemain lainnya.
Leave a Reply