
Musim 2024/25 menjadi mimpi buruk bagi Inter Milan. Alih-alih mengukir sejarah dengan treble, mereka justru menutup musim tanpa satu pun trofi.
Gagal di final Liga Champions, kehilangan Scudetto dari tangan Napoli, serta mental yang runtuh usai “bencana Munich” membuat proyek Simone Inzaghi runtuh.
Kini, tongkat estafet kepelatihan berada di tangan Cristian Chivu, legenda klub yang punya tugas berat untuk membangkitkan kembali semangat dan kepercayaan diri para pemain Nerazzurri.
Awal Sulit Bersama Chivu di Piala Dunia Antarklub
Sejauh ini, Dua laga awal Inter Milan di Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 masih jauh dari kata meyakinkan.
Hanya bermain imbang melawan CF Monterrey dan menang tipis atas Urawa Red Diamonds menjadi bukti bahwa Chivu belum menemukan formula yang tepat.
Meski demikian, Lautaro Martinez menunjukkan kepemimpinan sejati di lapangan.
Kapten Inter Milan itu mencetak gol di Dua laga awal, termasuk tendangan salto spektakuler kontra Urawa yang seolah menjadi secercah harapan di tengah penampilan yang masih angin-anginan.
Namun, performa pemain kunci lainnya jauh dari standar. Nicolo Barella dan Henrikh Mkhitaryan tampak kelelahan dan kehilangan visi bermain. Di lini belakang, Alessandro Bastoni belum mampu menunjukkan kualitas bertahan yang selama ini diandalkan Inter.
Tantangan Besar: Memulihkan Mental dan Identitas Tim
Menurut laporan La Gazzetta dello Sport via FCInterNews, Chivu tidak hanya menghadapi persoalan taktik atau fisik, tetapi juga beban psikologis akibat kegagalan musim lalu. Kekalahan di final Liga Champions, terutama secara telak di tangan PSG di Munich meninggalkan luka yang dalam di tubuh tim.
Chivu harus membangun kembali rasa percaya diri para pemain, memperbaiki dinamika ruang ganti, dan mengembalikan rasa lapar akan kemenangan.
Ini bukan pekerjaan semalam, tapi Chivu dikenal sebagai sosok yang gigih dan tak segan memelihara kedisiplinan tinggi dalam tim.
Laga Kontra River Plate Akan Jadi Ujian Nyata
Laga terakhir fase grup melawan River Plate diprediksi akan menjadi titik balik. Kemenangan bisa menjadi batu loncatan penting bagi Chivu dalam menanamkan filosofinya. Kekalahan, di sisi lain, bisa menambah tekanan dan memperuncing kritik terhadap kualitas skuad yang dinilai belum sepenuhnya bangkit.
Pertandingan ini juga menjadi momen pembuktian bagi para pemain yang belum tampil maksimal.
Jika Inter Milan ingin bangkit dari musim lalu yang penuh luka, maka semuanya harus dimulai dari sekarang, dengan keberanian, determinasi, dan karakter.
Leave a Reply