Inter Milan Masih Menunggu Versi Terbaik Diouf, Butuh “Bangun” dari Tidur Panjangnya

Kinerja Cristian Chivu di Inter Milan musim ini mendapat banyak pujian. Pelatih muda asal Rumania itu berhasil menjaga keseimbangan tim lewat rotasi pemain yang cerdas, bahkan di tengah jadwal padat yang menuntut konsistensi di semua kompetisi.

Namun, ada dua nama yang sejauh ini belum benar-benar mendapat tempat di sistem 3-5-2 andalannya, yakni Luis Henrique dan Andy Diouf.

Bagi banyak tifosi Nerazzurri, khususnya soal Diouf, rasa penasaran semakin besar.

Diharapkan sebagai tambahan penting di lini tengah, Diouf justru belum memperlihatkan potensi sebenarnya.

Jurnalis media Prancis, Allezlens.fr memberikan pandangan jujur tentang sang gelandang yang sempat bersinar di Ligue 1.

Menurut Allezlens, Andy Diouf adalah pemain dengan kemampuan box-to-box, bukan tipikal gelandang bertahan.

“Diouf adalah gelandang muda box-to-box, bukan pemutus serangan. Dia kesulitan ketika diberi tanggung jawab bertahan. Diouf tampil lebih baik jika ditemani gelandang bertahan yang menjaga posisi di depan lini belakang,” ungkapnya.

Masalah utama Diouf selama di Lens, lanjut mereka, adalah kurangnya konsistensi dan penyelesaian akhir yang buruk.

“Klub percaya pada potensinya karena ia memang punya kemampuan teknis yang bagus. Tapi ketidakkonsistenan dan keputusan di sepertiga akhir lapangan sering membuat staf pelatih frustrasi,” tambah mereka.

Transfer ke Inter: Langkah terlalu besar?

Ketika ditanya apakah kepindahan ke Inter adalah langkah terlalu cepat bagi pemain berusia 22 tahun itu, media Prancis tersebut tak menutupinya:

“Mungkin iya. Banyak pendukung Lens justru merasa kepergiannya bukan kehilangan besar. Diouf jarang tampil menonjol selama 90 menit penuh, hanya bersinar dalam beberapa momen. Masalah terbesarnya adalah umpan terakhir dan keputusan di depan gawang. Dia bisa membawa bola dengan baik, tapi kerap melakukan dribel berlebihan atau salah mengoper. Selain itu, ia jarang mencetak gol, berbeda dengan Seko Fofana yang punya peran serupa namun lebih produktif,”

Harapan Inter: Menunggu Versi Terbaik Andy Diouf

Meski begitu, Allez Lens masih melihat kemungkinan kebangkitan bagi Diouf.

“Inter dan para tifosi tentunya berharap agar suatu hari Andy Diouf ‘terbangun’. Ia masih muda, mungkin hanya butuh dorongan besar dan pelatih yang bisa menyalakan semangatnya,”

Dari sisi ekonomi, Lens merasa sudah melakukan bisnis yang baik dengan menjual Diouf ke Inter. Namun, mereka tidak menutup kemungkinan adanya penyesalan di masa depan:

“Kalau Diouf tiba-tiba meningkatkan levelnya di Serie A, barulah mungkin ada sedikit rasa menyesal. Tapi saat ini, kebanyakan orang di Lens menganggap transfer itu kesepakatan yang menguntungkan.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*